BAB 7
PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN KARIER
I. PERENCANAAN KARIR
A. Pengertian Perencanaan
Karir
Perencanaan
Karir (career planning) terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan
dan karir. Perencanaan didefinisikan sebagai proses penentuan rencana atau
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. Sedangkan
karir adalah semua pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang
memberikan kelangsungan, keteraturan dan nilai bagi kehidupan seseorang.
Perencanaan
karir adalah suatu proses yang digunakan seseorang untuk memilih tujuan karir
dan jalur karir untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sebagai suatu proses
yang bertujuan untuk menyesuaikan tujuan karir dan kemampuan untuk mengisinya
secara sistematis. Melalui perencanaan karir (career planning) setiap
individu mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan
kesempatan karir alternative, menyusun tujuan karir, dan merencanakan
aktivitas-aktivitas pengembangan praktis.
B. Tujuan Program
Perencanaan Karir
Tujuan perencanaan karir
menurut Dillard (1985: 3) antara lain:
a. Memperoleh kesadaran
dan pemahaman diri (acquiring self awareness).
Penilaian
kekuatan dan kelemahan individu merupakan langkah penting dalam
perencanaan karir. Salah satu penilaian memungkinkan individu untuk lebih
memahami diri sendiri yang berhubungan dengan tujuan dan rencana
karir. Hasil penilaian ini akan memungkinkan individu untuk realistis
dalam mengevaluasi diri sendiri dan membantu atau menerapkan karir secara
tepat. Pengetahuan untuk perencanaan karir dapat menghindari
ketidakpuasan, kekecewaan, dan ketidakbahagiaan melalui kesadaran diri
yang akurat.
Dengan memahami
diri sendiri, individu dapat mencapai kecerdasan kearah efisien
dalam kehidupannya dan dapat mulai mengelola kesulitan yang mungkin
terjadi dalam hidupnya. Akhirnya, dengan individu lebih memahami dan
menerima diri sendiri, individu dapat membangun landasan dalam memahami
dan menerima orang lain.
b. Mencapai kepuasan
pribadi.
Mencapai
kepuasan karir secara pribadi adalah salah satu tujuan dalam perencanaan
karir. Individu menghabiskan sebagian besar kehidupannya dengan bekerja,
individu harus memilih karir yang menghasilkan keuntungan tertinggi dalam
kepuasan pribadi. Individu mungkin lebih suka dalam kegiatan karir
yang mirip dengan minat individu atau yang memberikan perasaan emosional
dan atau kesenangan fisik.
Untuk
memperoleh kepuasan dari pekerjaan, individu harus memahami persyaratan
karir dan mengenali minat beserta keinginannya. Jika Individu biasanya
menikmati hidup, individu mungkin akan puas dengan karirnya atau, lebih
spesifik lagi jika individu puas dengan kejadian sehari-hari yang berurusan
dengan pekerjaan positif. Ketika individu merasa puas dengan pekerjaan,
individu akan cenderung untuk mengekspresikan sikap positif terhadap
aspek-aspek lain dari kehidupannya.
Untuk mencapai kepuasan
pribadi, individu mencari gaji atau bayaran yang lebih memadai dan hadiah
yang berwujud. Faktor-faktor yang berkontribusi untuk kepuasan individu
adalah kondisi bekerja, tantangan, dan hubungan interpersonal.
Beberapa
studi menunjukkan bahwa pekerja yang kurang terdidik, tidak terampil, dan
lebih muda mengalami kepuasan kerja kurang dari pada pekerja profesional,
pekerja teknik, pekerja kantor, dan pemilik bisnis yang independen.
c. Mempersiapkan diri
untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai (preparing for
adequate placement).
Individu
yang akan mencari pekerjaan harus dirancang secara khusus.
Selama perencanaan karir, individu mungkin ingin menghindari daerah-daerah
yang memberikan peluang terbatas atau tidak sesuai dengan minatnya. Hal
ini sama pentingnya untuk menginvestasikan waktu dan energi ini dengan
karir individu mengidentifikasi tanpa melampaui batas kemampuan
individu. Sepanjang perencanaan karir, fokus perhatian orang-orang adalah
pada karir cocok yang paling untuk individu. Menilai aset dan kewajiban
serta membandingkannya dengan persyaratan untuk berbagai jenis karir.
Pendekatan seperti ini akan membantu individu menemukan karir dan individu
akan cukup siap menerima karir tersebut.
d. Efisiensi usaha dan
penggunaan waktu (efficiently using time and effort).
Tujuan
lain perencanaan karir adalah untuk memungkinkan individu untuk secara
sistematis memilih karir. Perencanaan sistematis akan membantu menghindari
metode uji coba (trial-and-error) dan membantu menghabiskan lebih
banyak waktu bekerja ke arah tujuan lain.
Individu dapat menggunakan waktu
secara efisien untuk mempelajari diri sendiri dalam kaitannya
dengan berbagai pilihan karir. Umumnya, orang-orang yang telah
berpartisipasi dalam perencanaan karir lebih puas dengan karir mereka dan
tetap aktif bekerja lebih lama daripada mereka yang tidak melakukan
perencanaan karir.
C. Tujuan Program
Perencanaan Karir Organisasional
- Pengembangan yang lebih efektif
tenaga berbakat yang tersedia
- Kesempatan penilaian diri bagi
karyawan untuk memikirkan jalur – jalur karir tradisional atau jalur karir
- Pengembangan sumber daya
manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi dan atau lokasi
geografis
- Kepuasan kebutuhan pengembangan
pribadi karyawan
- Peningkatan kinerja melalui
pengalaman on the job training yang diberikan oleh perpindahan karir
vertical dan horizontal
D. Unsur-Unsur Program
Perencanaan Karir
Ada empat unsur program
perencanaan karir yaitu:
1. Penilaian individu
tentang kemampuan, minat, kebutuhan karir dan tujuan;
2. Penilaian organisasi
tentang kemampuan dan kesanggupan pegawai;
3. Komunikasi informasi
mengenai kebebasan memilih dan kesempatan karir pada organisasi; dan
4. Penyuluhan karir untuk
menentukan tujuan-tujuan realistik dan rencana untuk pencapaiannya.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perencaan karir, yaitu sebagai berikut :
a) Tahap Kehidupan Karir
Seseorang
akan berubah secara terus menerus dan kemudian memandang perbedaan karir mereka
pada berbagai tingkatan dalam hidupnya. Yang dilakukan individu dalam upaya
pengembangan karirnya meliputi tahapan sebagai berikut:
- Entry Stage
Merupakan
tahap mulai memasuki organisasi. Pada tahap ini individu akan bertanya apakah
keahliannya diterapkan disini, bagaimana pekerjaannya, dan apakah dia dapat
berkembang dan mencapai tujuan karir sesuai dengan minat, keterampilan dan
pengetahuan yang dimiliki.
- Mastery Stage
Adalah
tahap dimana seseorang menginginkan jabatan baru yang lebih tinggi atau lebih
menarik karena pengalaman dan juga keahlian yang dia miliki. Pada tahap ini
dapat terjadi 2 kemungkinan kecenderungan diantaranya:
– Achievement stage: Ditandai dengan keinginan seseorang atau dipromosikan
untuk jabatan yang lebih tinggi.
– Mid-career stage: ditandai dengan keinginan untuk penilaian kembali kariernya
dan motivasi kerja juga sudah menurun.
- Passage Stage
Dahulu
tahap ini dikatakan masa-masa pegawai untuk mempersiapkan pensiun, namun masa
sekarang akibat faktor-faktor terjadinya lebih banyak oleh pemutusan hubungan
kerja, baik sebagai akibat dari situasi ekonomi maupun karena pemecatan, dan
banyak factor yang mempengaruhi karier seperti tersedianya pekerjaan diluar
organisasi dan kesempatan pendidikan yang didapat.
b) Dasar Karir
Setiap
orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang dan pengalaman yang berbeda satu
dengan yang lain.
Ada lima perbedaan
motif dasar karir yang menjelaskan jalan bagi orang-orang untuk memilih dan
mempersiapkan karirnya, di mana mereka menyebutnya sebagai jangkar karir (career
anchors) yaitu antara lain:
- Kemampuan manajerial
Tujuan
karir bagi manajer adalah untuk meningkatkan kualitas dari diri sendiri,
analitis dan kemampuan emosional.
- Kemampuan fungsional-teknis
Digunakan
para teknisi yang akan melanjutkan pengembangan dari bakat teknisnya.
Orang-orang tersebut tidak mencari kedudukan dalam manajerial.
- Keamanan
Digunakan
untuk kesadaran keamanan individu untuk memantapkan kesadaran karir mereka.
- Kreativitas
Seseorang
yang kreatif memiliki sedikit sikap seperti pengusaha. Mereka ingin menciptakan
atau membangun sesuatu yang benar-benar milik mereka.
- Otonomi dan kebebasan
Dasar
karir ini digunakan untuk orang yang memiliki hasrat kebebasan agar bebas dari
aturan-aturan organisasi. Mereka menilai otonomi dan ingin menjadi bos dari
mereka sendiri dan bekerja pada langkah mereka sendiri.
c) Jalur Karir
Jalur
karier merupakan urutan jabatan jabatan yang dapat diduduki untuk mencapai
tujuan karier seseorang, misalnya di sebuah sekolah, jalur karier untuk menjadi
kepala sekolah yang dimulai dari guru adalah guru bidang studi-wakil kepala
sekolah-kepala sekolah, dengan waktu yang diharuskan menduduki jabatan ini,
persyaratan umtuk kerja, dan persyaratan lainnya. Hal ini
disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti tingkat pendidikan dan
kebijakan organisasi, tenaga pendidikan dapat memulai kariernya dari jabatan
yang berbeda beda. Seseorang mungkin dapat langsung menjadi kepala sekolah
disebabkan kebijakan organisasi yang tidak semua orang bisa menjadi seperti
itu.
Secara
teori, beberapa system jalur karier sebagai berikut:
1. Vertical system,
adalah jalur karier yang dapat dilalui dalam satu fungsi melalui hirarki.
2. Trunk and Branch
system adalah jalur dimana sesorang untuk menaiki posisi yang lebih tinggi
diharuskan melalui posisi pada fungsi lain.
3. Planned job rotation
system, adalah jalur trunk and branch system yang dimana organisasi melakukan
perencanaan yang teliti mengenai pengalihan seseorang dari satu jabatan sebelum
menduduki jabatan tertentu.
4. Diamond system, adalah
jalur karier yang lebih banyak posisi berubah menyamping daripada naik
ke atas.
F. Langkah-Langkah
Perencanaan Karir
1. menilai diri sendiri
2. Menetapkan tujuan
karir
3. menyiapkan
rencana-rencana kegiatan untuk mencapai tujuan karir
4. melaksanakan
rencana-rencana
G. Manfaat Perencanaan
Karir
Dengan adanya perencanaan
karir, maka perusahaan dapat :
1. Menurunkan tingkat
perputaran karyawan ( turnover), dimana perhatian terhadap karir individual
dalam perencanaan karir yang telah ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas
pada perusahaan di mana mereka bekerja, sehingga akan memungkinkan menurunkan
tingkat perputaran karyawan.
2. Mendorong pertumbuhan,
dimana perencanaan karir yang baik akan dapat mendorong semangat kerja karyawan
untuk tumbuh dan berkembang, dengan demikian motivasi karyawan dapat
terpelihara.
3. Memenuhi kebutuhan –
kebutuhna organisasi akan sumber daya manusia di masa yang akan datang.
4. Memberikan informasi
kepada organisasi dan individu yang lebih baik mengenai jalur potensial karir
di dalam suatu organisasi.
5. Mengembangkan pegawai
yang dapat dipromosikan, perencanaan karir membantu membangun penawaran
internal atas talenta yang dapat dipromosikan untuk mempertemukan dengan
lowongan yang disebabkan oleh masa pension, berhenti bekerja dan pengembangan.
H. Istilah-istilah
Perencanaan Karier
- Karier (Career)
Seluruh
pekerjaan/jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja
seseorang.
- Jalur Karier (Career
Path)
Jalur
karier adalah pola pekerjaan-pekerjaaan berurutan yang membentuk karier
seseorang.
- Sasaran-sasaran Karier (Career
Goals)
Sasaran
karier adalah posisi di waktu yang akan datang dimana seseorang berjuang untuk
mencapainya sebagai bagian dari kariernya.
- Perencanaan Karier (Career
Planning)
Proses
melalui mana seseorang memilih sasaran karier dan jalur ke sasaran tersebut.
- Pengembangan Karier (Career
Development)
Peningkatan-peningkatan
pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karier.
I. Elemen Utama
Perencanaan Karir (Career
Planning)
Pada dasarnya perencanaan
karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu:
1. Perencanaan Karir
Individual
Perencanaaan
karir individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostic, dan
prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi
potensi dan kemampuannya.
Perencanaan karir
individual meliputi :
- Penilaian diri untuk menentukan
kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan, ataupun
jangka karirnya (career anchor)
- Penilaian pasar tenaga kerja
untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di
luar organisasi
- Penyusunan tujuan karir
berdasarkan evaluasi diri
- Pencocokan kesempatan terhadap
kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi karir
- Perencanaan transisi karir
2. Perencanaan Karir
Organisasional
Perencanaan
karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah aktivitas
karir dengan lebih menitik beratkan pada jenjang atau jalur karir (career
path).
Peran HRD Dalam
Perencanaan Karir
INDIVIDUAL :
1. Menerima tanggung
jawab untuk karir sendiri
2. Perkirakan minat,
ketrampilan dan nilai sendiri
3. Cari informasi dan
rencana karir
4. Bangunlah tujuan dan
rencana karir
5. Manfaatkan peluang
pengembangan
6. Berbicaralah dengan
manajer tentang karir kita
7. Ikutilah seluruh
rencana karir yang realistic
MANAJER
:
1. Berikan umpan balik
kinerja yang ontime
2. Berikan dukungan dan
penilaian pengembangan
3. Berpatisipasilah dalam
diskusi pengembangan karir
4. Dukunglah rencana
pengembangan karyawan
ORGANISASI :
1. Komunikasikan misi,
kebijakan dan prosedur
2. Berikan peluang
pelatihan dan pengembangan
3. Berikan informasi
karir dan program karir
4. Tawarkan satu
keanekaragaman pilihan karir
II. PENGEMBANGAN KARIR
A. Pengertian Pengembangan
Karir
Andrew J.
Dubrin (1982) mengemukakan
bahwa pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu
pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan agar
perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara
maksimum.
Pengembangan karir adalah
suatu langkah yang ditempuh perusahaan untuk menghadapi tuntutan tugas karyawan
dan untuk menjawab tantangan masa depan dalam mengembangkan sumber daya manusia
di perusahaan yang merupakan suatu keharusan dan mutlak diperlukan (Siagian,
2001).
Pengembangan karir juga
dapat didefinisikan sebagai pendekatan formal yang diambil organisasi untuk
memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia
pada saat dibutuhkan, karena perencanaan dan pengembangan karir menguntungkan
individu dan organisasi (Simamora, 2006).
Pengembangan
karir (career development) meliputi aktivitas-aktivitas untuk
mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan.
Beberapa prinsip pengembangan karir adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan itu sendiri
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan karir.
2. Bentuk
pengembangan skillyang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan
pekerjaan yang spesifik
3. Pengembangan akan
terjadi hanya jika seorang individu belum memperolehskill yang
sesuai dengan tuntutan pekerjaan
4. Waktu yang digunakan
untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian
penempatan pekerjaan individu yang rasional.
Implementasi
perencanaan karir merupakan pengembangan karir. Untuk itu pengembangan karir
dapat didefinisikan sebagai semua usaha pribadi karyawan yang ditujukan
untuk melaksanakan rencana karirnya melalui pendidikan, pelatihan, pencarian
dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik
awal pengembangan karir dimulai dari diri karyawan sendiri, di mana setiap
orang bertanggung jawab atas pengembangan atau kemajuan karirnya. Setelah
komitmen dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan menguntungkan karyawan dan
organisasi, departemen SDM melakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.
B. Tujuan Pengembangan
Karir
Andrew J.
Dubrin (1982) menguraikan
sejumlah tujuan pengembangan karir yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Membantu pencapaian
tujuan individu dan perusahaan dalam pengembangan karier karyawan yang
merupakan hubungan timbal balik yang bermanfaat bagi kesejahteraan karyawan dan
tercapainya tujuan perusahaan. Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi
kerja sangat baik kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, ini
menunjukkan bahwa tercapai tujuan perusahaan dan tujuan individu.
2. Menunjukkan Hubungan
Kesejahteraan Pegawai Perusahaan merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan
kesejahteraannya sehingga memiliki loyalitas yang lebih tinggi.
3. Membantu pegawai
menyadari kemampuan potensinya. Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai
akan kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi
dan keahliannya.
4. Memperkuat hubungan
antara Pegawai dan Perusahaan Pengembangan karier akan memperkuat hubungan dan
sikap pegawai terhadap perusahaannya.
5. Membuktikan Tanggung
Jawab Sosial Pengembangan karier suatu cara menciptakan iklim kerja yang
positif dan pegawai-pegawai lebih bermental sehat.
6. Membantu memperkuat
pelaksanaan program-program Perusahaan Pengembangan karir membantu
program-program perusahaan lainnya agar tercapai tujuan perusahaan.
7. Mengurangi Turnover
(pergantian karyawan karena mengundurkan diri) dan Biaya Kepegawaian
Pengembangan karier dapat menjadikan turnover rendah dan begitu pula biaya
kepegawaian menjadi lebih efektif.
8. Mengurangi Keusangan
Profesi dan Manajerial Pengembangan karier dapat menghindarkan dari keusangan
dan kebosanan profesi dan manajerial.
9. Menggiatkan Analisis
dari Keseluruhan Pegawai Perencanaan karir dimaksudkan mengintegrasikan
perencanaan kerja dan kepegawaian
10.
Menggiatkan Pemikiran (Pandangan) Jarak Waktu
yang Panjang Pengembangan karier berhubungan dengan jarak waktu yang panjang.
Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan
kualifikasi yang sesuai porsinya.
C. Unsur-Unsur
Pengembangan Karir
Penyusunan
suatu program pengembangan karir bagi tenaga kerja dalam suatu organisasi harus
dilakukan dengan memperhatikan berbagai kemungkinan yang berusaha mencapai
keseimbangan antara kepentingan individu tenaga kerja dan kepentingan
masyarakat (dalam hal ini organisasi), sehingga pengembangan karir yang terjadi
diharapkan mampu menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Bagi
individu tenaga kerja diharapkan pengembangan karir akan mampu memperbaiki
kualitas kehidupannya dari masa ke masa. Sedangkan bagi organisasi keuntungan
yang diharapkan adalah terjaminnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki
serta pemanfaatannya secara optimal untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Dalam
kaitan ini, Edwin B. Flippo menyebutkan adanya 3 (tiga) unsur
yang harus diperhatikan dalam langkah penyusunan program pengembangan karir,
seperti yang dikutip oleh Bambang Wahyudi (2002:163) yaitu :
1. Menaksir kebutuhan
karir (Career need assessment)Karir bagi seseorang merupakan suatu
unsur yang sangat penting dan bersifat sangat pribadi dalam kehidupannya. Dalam
penyusunan program pengembangan karir, menaksir kebutuhan karir secara
individual ini merupakan unsur pertama yang dikatakan lebih dahulu, karena
justru unsur inilah sebenarnya yang akan sangat berpengaruh terhadap
terwujudnya sasaran utama dari program pengembangan karir, yaitu memelihara
sumber daya manusia yang ada agar tetap memiliki kemauan kerja dalam organisasi
dengan intensitas yang cukup tinggi.
2. Kesempatan karir(Career
opportunities) Setelah tenaga kerja didorong untuk menentukan
kebutuhan karirnya, maka sudah sewajarnya apabila diikuti dengan tanggung jawab
untuk menggambarkan kesempatan karir yang ada didalam organisasi yang
bersangkutan. Dengan informasi tentang kesempatan karir yang ada dalam
organisasi, maka setiap tenaga kerja dan calon tenaga kerja mengetahui dengan jelas
berbagai kemungkinan jabatan yang dapat didudukinya.
3. Penyesuaian kebutuhan
dan kesempatan karir (Need opportunity alignment)Apabila kedua
unsur terdahulu, yaitu kebutuhan karir dari tenaga kerja dan kesempatan karir
yang tersedia telah dapat ditetapkan, maka yang harus dilakukan adalah
mengadakan penyesuaian diantara kedua kepentingan tersebut. Dalam
pelaksanaannya, penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan bantuan program
mutasi tenaga kerja atau program pelatihan dan pembangunan tenaga kerja.
D. Faktor yang
Mempengaruhi Pengembangan Karir
Kesuksesan
proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi organisasi secara
keseluruhan. Dalam hal ini, beberapa hal atau faktor yang sering kali amat
berpengaruh terhadap manajemen karir adalah :
1. Hubungan Pegawai dan
Organisasi
Dalam
situasi ideal, pegawai organisasi berada dalam hubungan yang saling
menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini, baik pegawai maupun organisasi dapat
mencapai produktifitas kerja yang tinggi.
Namun,
kadangkala keadaan ideal ini gagal dicapai. Adakalanya pegawai sudah bekerja
baik, tetapi organisasi tidak mengimbangi prestasi pegawai tersebut dengan
penghargaan sewajarnya. Maka, ketidakharmonisan hubungan antara pegawai dan
organisasi ini cepat atau lambat akan mempengaruhi proses manajemen karir
pegawai. Misalnya saja, proses perencanaan karir pegawai akan tersendat karena
pegawai mungkin tidak diajak berpartisipasi dalam perencanaan karir tersebut.
Proses pengembangan karir pun akan terhambat sebab organisasi mungkin tidak
peduli dengan karir pegawai.
2. Personalia Pegawai
Kadangkala,
menajemen karir pegawai terganggu karena adanya pegawai yang mempunyai
personalitas yang menyimpang (terlalu emosional, apatis, terlalu ambisius,
curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis, misalnya, akan
sulit dibina karirnya sebab dirinya sendiri ternyata tidak perduli dengan
karirnya sendiri. Begitu pula dengan pegawai yang cenderung terlalu ambisius
dan curang.
Pegawai
ini mungkin akan memaksakan kehendaknya untuk mencapai tujuan karir yang
terdapat dalam manajemen karir. Keadaan ini menjadi lebih runyam dan tidak
dapat dikontrol bila pegawai bersangkutan merasa kuat karena alasan tertentu
(punya koneksi dengan bos, mempunyaibacking dari orang-orang
tertentu, dan sebagainya).
3. Faktor Eksternal
Acapkali
terjadi, semua aturan dalam manajemen karir di suatu organisasi menjadi kacau
lantaran ada intervensi dari pihak luar. Seorang pegawai yang mempromosikan ke
jabatan lebih tinggi, misalnya, mungkin akan terpaksa dibatalkan karena ada
orang lain yangdidrop dari luar organisasi. Terlepas dari masalah
apakah kejadian demikian ini boleh atau tidak, etis atau tidak etis, kejadian
semacam ini jelas mengacaukan menajemen karir yang telah dirancang oleh
organisasi.
4. Politicking Dalam Organisasi
Manajemen
karir pegawai akan tersendat dan bahkan mati bila faktor lain seperti
intrik-intrik, kasak-kasak, hubungan antar teman, nepotisme, feodalisme, dan
sebagainya, lebih dominan mempengaruhi karir seseorang dari pada prestasi
kerjanya. Dengan kata lain, bila kadar “politicking” dalam organisasi sudah
demikian parah, maka manajemen karir hampir dipastikan akan mati dengan
sendirinya. Perencanaan karir akan menjadi sekedar basa-basi. Dan organisasi
akan dipimpin oleh orang-orang yang pintar dalam politickingtetapi
rendah mutu profesionalitasnya.
5. Sistem Penghargaan
Sistem
manajemen (reward system) sangat mempengaruhi banyak hal, termasuk
manajemen karir pegawai. Organisasi yang tidak mempunyai sistem penghargaan
yang jelas (selain gaji dan insentif) akan cenderung memperlakukan pegawainya
secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama dengan pegawai
malas. Saat ini, mulai banyak organisasi yang membuat sistem penghargaan yang
baik (misalnya dengan menggunakan sistem “kredit poin”) dengan harapan setiap
prestasi yang ditunjukkan pegawai dapat diberi “kredit poin” dalam jumlah
tertentu.
6. Jumlah Pegawai
Menurut
pengalaman dan logika akal sehat, semakin banyak pegawai maka semakin ketat
persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan semakin kecil kesempatan
(kemungkinan) bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan karir tertentu. Jumlah
pegawai yang dimiliki sebuah organisasi sangat mempengaruhi manajemen karir
yang ada. Jika jumlah pegawai sedikit, maka manajemen karir akan sederhana dan
mudah dikelola. Jika jumlah pegawai banyak, maka manajemen karir menjadi rumit
dan tidak mudah dikelola.
7. Ukuran Organisasi
Ukuran
organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah jabatan yang ada dalam
organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis pekerjaan, dan jumlah personel
pegawai yang diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan dan pekerjaan tersebut.
biasanya, semakin besar organisasi, semakin kompleks urusan manajemen karir
pegawai. Namun, kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai juga lebih banyak.
8. Kultur Organisasi
Seperti
sebuah sistem masyarakat, organisasi pun mempunyai kultur dan
kebiasaan-kebiasaan. Ada organisasi yang cenderung berkultur professional,
obyektif, raasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung
feodalistik, rasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung
menghargai prestasi kerja (sistem merit).
Ada pula organisasi yang
lebih menghargai senioritas dari pada hal-hal lain. Karena itu, meskipun
organisasi sudah memiliki sistem manajemen karir yang baik dan mapan secara
tertulis, tetapi pelaksanaannya masih sangat tergantung pada kultur organisasi
yang ada.
9. Tipe Manajement
Secara
teoritis-normatif, semua manajemen sama saja di dunia ini. Tetapi dalam
impelemntasinya, manajemen di suatu organisasi mungkin amat berlainan dari manajemen
di organisasi lain. Ada manajemen yang cemderung kaku, otoriter,
tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga manajemen yang cenderung
fleksibel, partisipatif, terbuka, dan demokratis.
Jika manajemen cenderung
kaku dan tertutup, maka keterlibatan pegawai dalam hal pembinaan karirnya
sendiri juga cenderung minimal. Sebaliknya, jika manajemen cenderung terbuka,
partisipatif, dan demokratis, maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan karir
mereka juga cenderung besar.
Dengan
kata lain, karir seorang pegawai tidak hanya tergantung pada faktor-faktor
internal di dalam dirinya (seperti motivasi untuk bekerja keras dan kemauan
untuk ingin maju), tetapi juga sangat tergantung pada faktor-faktor eksternal
seperti manajemen. Banyak pegawai yang sebenarnya pekerja keras, cerdas, jujur,
terpaksa tidak berhasil meniti karir dengan baik, hanya karena pegawai ini
“terjebak” dalam sistem manajemen yang buruk.
Menurut Sondang
P. Siagian (2006:215) faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
karir seorang karyawan adalah :
1. Prestasi Kerja Faktor
yang paling penting untuk meningkatkan dan mengembangkan karir seorang karyawan
adalah pada prestasi kerjanya dalam melakukan tugas yang dipercayakan
kepadanya. Tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sukar bagi seorang pekerja
untuk diusulkan oleh atasannya agar dipertimbangkan untuk dipromosikan ke
pekerjaan atau jabatan yang lebih tinggi di masa depan.
2. Pengenalan oleh pihak
lain Adalah berbagai pihak yang berwenang memutuskan layak tidaknya seseorang
dipromosikan seperti atasan langsung dan pimpinan bagian kepegawaian yang
mengetahui kemampuan dan prestasi kerja seorang pegawai.
3. Kesetiaan pada
organisasi Merupakan dedikasi seorang karyawan yang ingin terus berkarya dalam
organisasi tempatnya bekerja untuk jangka waktu yang lama.
4. Pembimbing dan sponsor
Pembimbing adalah orang yang memberikan nasehat-nasehat atau saran-saran kepada
karyawan dalam upaya mengembangkan karirnya. Sedangkan sponsor adalah seseorang
di dalam institusi pendidikan yang dapat menciptakan kesempatan bagi karyawan
untuk mengembangkan karirnya.
5. Dukungan para bawahan
Merupakan dukungan yang diberikan para bawahan dalam bentuk mensukseskan tugas
manajer yang bersangkutan.
6. Kesempatan untuk
bertumbuh Merupakan kesempatan yang diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan
kemampuannya, baik melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga melanjutkan
jenjang pendidikannya.
7. Pengunduran diri
Merupakan
keputusan seorang karyawan untuk berhenti bekerja dan beralih ke institusi
pendidikan lain yang memberikan kesempatan lebih besar untuk mengembangkan
karir.
E. Manfaat pengembangan
karir
Pada
dasarnya pengembangan karir dapat bermanfaat bagi organisasi maupun karyawan.
a)Bagi organisasi, pengembangan karir dapat :
- Menjamin ketersediaan bakat
yang diperlukan
- Meningkatkan kemampuan
organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas
- Agar kelompok – kelompok
minoritas dan wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan
karir.
- Mengurangi frustasi karyawan
b)Bagi karyawan, pengembangan karir identik dengan keberhasilan karena
pengembangan karir bermanfaat untuk dapat :
- Menggunakan potensi seseorang
dengan sepenuhnya
- Menambah tantangan dalam
bekerja
- Meningkatkan otonomi
- Meningkatkan tanggung jawab
III. PERENCANAAN KARIR
INDIVIDU DAN ORGANISASI
A. Perencanaan Karier yang
Terpusat pada Individu
Perencanaan
karier yang terpusat pada individu memfokuskan pada karier individual dari pada
kebutuhan organisasi itu. Ini dilakukan oleh karyawan sendiri, dan keterampilan
individual menjadi focus dari analisis ini. Analisis seperti ini mungkin
mempertimbangkan situasi baik dalam maupun di luar organisasi yang dapat
mengembangkan karir seseorang.Pengurangan dan memperkecil organisasi telah
mengubah perencanaan karir bagi banyak orang. Mereka menemukan diri mereka
dalam “transisi karier” dengan kata lain membutuhkan pekerjaan baru.
Perspektif individual
dalam perencanaan karier:
1. Mengidentifikasikan
kemampuan dan minat individual.
2. Merencanakan tujuan
hidup dan pekerjaan.
3. Mengukur jalur
alternative di dalam dan luar organisasi.
4. Mencatat perubahan dan
tujuan sebagaimana tahapan karier.
Menurut Simamora,
individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi, memastikan
keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan pasar dalam pasar tenaga
kerja yang berubah. Disisi lain, organisasi mendorong manajemen karir individu:
1. Mengembangkan dan
mempromosikan karyawan dari dalam perusahaan.
2. Mengurangi kekurangan
tenaga kerja berbakat yang dapat dipromosikan.
3. Menyatakan minat pada
karyawan.
4. Meningkatkan produktivitas.
5. Menciptakan cita
rekruitmen yang positif.
B. Perencanaan Karir yang
Terpusat pada Organisasi
Perencanaan
karier yang terpusat pada organisasi memfokuskan pada pekerjaan-pekerjaan dan
pada pembangunan jalur karier yang menyediakan tempat bagi kemajuan logis dari
orang- orang, diantara berbagai pekerjaan yang ada dalam organisasi. Jalur
jalur ini adalah yang dapat diikuti oleh individu untuk mengembangkan unit-unit
organisasi tertentu.
Sebagai
contoh, seseorang mungkin saja memasuki departemen penjualan sebagai seorang
penasihat penjualan, kemudian dipromosikan sebagai penanggung jawab laporan
keuangan, menjadi manajer penjualan, dan akhirnya menjadi wakil presiden bagian
penjualan.
Perspektif organisasi
dalam perencanaan karier:
1. Mengidentifikasikan
kebutuhan staffing organisasi dimasa mendatang
2. Rencana jenjang
karier.
3. Mengukur potensi
individual dan kebutuhan pelatihan.
4. Mencocokan kebutuhan
organisasi dengan kemampuan individual.
5. Mengaudit dan
mengembangkan system karir dan organisasi.
IV. MANAJEMEN KARIR
A. Pengertian Manajemen
Karir
Manajemen
Karir (Career Management) merupakan proses berkelanjutan dalam
Penyiapan, Penerapan, dan Pemantauan rencana-rencana karir yang dilakukan oleh
individu seiring dengan sistem karir organisasi. Anda dalam membangun
Karir Profesional perlu memahami Perilaku Organisasi dalam Pengembangan Karir,
sehingga proses Anda melalui tahapan untuk Jenjang Karir berikutnya akan
berlangsung simultan.
B. Manajemen karir
Individual (Individual Career Management)
Kesuksesan
psikologis merupakan tujuan tertinggi dari karir seseorang, yaitu perasaan
bangga atas prestasi seseorang yang didapatkan ketika tujuan terpenting dalam
kehidupannya tercapai. Hal ini bertolak belakang dengan keberhasilan
vertikal yaitu meniti piramida korporat sebagaimana dalam kontrak karir yang
lama.
Menurut Daniel
B. Turbon, suksesnya karir diukur dengan salary dan
promosi. Para peneliti beranggapan bahwa definisi dari kesuksesan karir juga
meliputi persepsi orang tersebut tentang kesuksesan karir (karir yang sukses).
Promosi
dan perubahan jabatan (employment change) dapat menentukan siapa yang
akan maju dan siapa yang tetap. Perubahan jabatan tidak hanya menyebabkan
perbedaan pekerjaan dan reward, tetapi juga perbedaan
lingkungan dan dengan siapa orang tersebut berinteraksi. Dengan demikian
perubahan jabatan dapat menyebabkan perubahan kehidupan seseorang. Promosi awal
adalah penting dalam membentuk karir organisasi.Berdasarkan survey pada
beberapa CEO, promosi dalam perusahaan didasarkan pada social
presentability, visibility, organizational domean ataupolitical
skill. Bukti-bukti tersebut mengindikasikan bahwa kecakapan manajemen dapat
meningkatkan kesuksesan karir individu. (Kilduff dan Day, 1994).
C. Manajemen Karir
Organisasional (Organizational Career Management)
Manajemen
karir organisasional mencakup berbagai kebijakan dan tindakan organisasi untuk
meningkatkan efektivitas karir dari pekerjaannya (Orpen, 1994).
Definisi karir organisasi mengacu pada struktur karyawan dan praktek-praktek
yang memberi panduan bagaimana merekrut, mengembangkan dan memberi tugas kepada
karyawan (Gaetner, 1988). Karir organisasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Sejauh mana perekrutan
dibatasi hanya pada pekerjaan-pekerjaan tingkat bawah.
2. Sejauh mana promosi ke
jabatan yang lebih tinggi berasal dari dalam.
3. Sejauh mana
penyelenggaraan trainingdan pengembangan karyawan di semua level.
4. Sejauh mana komitmen
perusahaan terhadap keselamatan karyawan.
Perusahaan
yang berorientasi pada karir seperti ini akan memperlakukan karyawan sebagai
sumberdaya yang berharga, yang harus dilatih, dikembangkan dan dipertahankan.
Kunci penerapan karir adalah mobilitas dan kesempatan karir internal bagi para
karyawan. Pola karir seperti ini dapat menjadi kaku dan menghambat strukturnya sesuai
lingkungannya. Oleh karena itu, disain karir haruslah logis, linear, rasional
dan terencana serta opurtunistik dan incremental. Selain harus
logis, teratur dan bisa diprediksi, karir juga harus adaptif dan memberikan
kemampuan organisasi untuk berubah dan memberi iklim yang memungkinkan
tercapainya tujuan organisasi.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar