BAB 4
PENARIKAN SDM
PENGERTIAN
PENARIKAN
Penarikan (recruitment) adalah proses pencarian dan pemikatan
para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan. Proses
ini dimulai ketika para pelamar dicari dan berakir bila lamaran-lamaran
(aplikasi) mereka diserahkan.
Definisi rekrutmen
menurut Siagian (2009:102) adalah “Proses mencari, menemukan, dan menarik
pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi”. Sedangkan menurut Hasibuan
(2007:40) “Penarikan adalah usaha untuk mencari dan mempengaruhi tenaga kerja,
agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan”.
Menurut Mathis and
Jakson, perekrutan adalah proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang
berkualifikasi bagus untuk pekerjaan didalam organisasi atau perusahaan. Dalam
arti kata, merupakan penarikan (recruitment) adalah sebagai proses pencarian
dan pemikatan calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai
karyawan (Handoko,2001:69)
Menurut Ivancevich dan
glueck (dalam Sukamti,1989:133) recruiting adalah serentetan kegiatan yang
digunakan oleh organisasi untuk menarik calon pegawai yang memiliki kemampuan
dan sikap yang dibutuhkan untuk membantu mencapai tujuannya.
Sedangkan menurut
Schuler dan Youngblood (dalam Sukamti,1989:133) rekrut (recruitmen) adalah
serentetan kegiatan dan proses yang digunakan untuk mendapatkan secara sah
orang-orang yang tepat dan dalam jumlah yang cukup. Pada tepat dan waktu yang
tepat sedemikian sehingga orang dan organisasi dapat memilih satu dengan
lainnya sesuai dengan keinginan mereka dalam jangka waktu pendek dan panjang.
Dapat disimpulkan bahwa
rekrutmen merupakan proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang
kualifaid untuk jabatan/pekerjaan utama di lingkungan suatu organisasi atau
perusahaan. Berarti rekrutmen merupakan langkah pertama dalam rangka menerima
seseorang dalam suatu lembaga atau organisasi.
MAKSUD
DAN TUJUAN PENARIKAN SDM
Kegiatan
penarikan dilakukan dengan memperhatikan aspek legalitas yang berlaku dalam
rangka memperoleh sejumlah tenaga yang diperlukan.
Adapun maksud dan
pentingnya penarikan ini adalah :
- Menetukan kebutuhan penarikan
tenaga kerja
- Meningkatkan jumlah pelamar
kerja secara efisien
- Membantu meningkatkan rating
proses seleksi dengan mengurangi jumlah pelamar kerja yang underqualified
atau overqualified
- Mengurangi kemungkinan berhenti
atau mutasi setelah diangkat
- Memenuhi kewajiban organisasi
melaksanakan program pemerataan kesempatan kerja
- Mengidentifikasi dan menyiapkan
calon-calon tenaga kerja yang potensial
- Meningkatkan efektivitas
organisasi dan individu baik untuk jangka pendek maupun panjang
- Menilai efektivitas berbagai
teknik dan lokasi rekrutmen
Tujuan aktivitas penarikan
terdiri dari :
1. Memikat pelamar yang
melamar kesempatan kerja
2. Mempengaruhi pelamar
menerima tawaran yang mereka terima
3. Sebagai sarana
pertukaran informasi
ALASAN-ALASAN
DASAR PENARIKAN
Ada
beberapa alasan yang mendorong suatu organisasi melakukan penarikan pegawai
yaitu :
1. Berdirinya organisasi
baru
2. Adanya perluasan
kegiatan organisasi
3. Terciptanya pekerjaan
dan kegiatan-kegiatan baru
4. Adanya pekerja yang
pindah keorganisasi lain
5. Adanya pekerja yang
berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat sebagai tindakan
punitive
6. Adanya pekerja yang
berhenti karena memasuki usia pension
7. Adanya pekerja
yang meninggal dunia
Agar
kegiatan produktivitas disuatu organisasi tidak mengalami gangguan yang
diakibatkan oleh berbagai factor, seperti yang disebutkan diatas maka
organisasi tersebut dengan cara melakukan penarikan pegawai tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhannya.
PENARIKAN
DAN PENGARUH NILAI
Penarikan
Setiap
organisasi, terlepas dari ukuran, produk, maupun jasa yang dihasilkannya, harus
merekrut pelamar kerja untuk mengisi sebuah posisi. Pengisian kekosongan di
dalam sebuah organisasi disebabkan oleh pertumbuhan, perubahan struktur dan
fungsi, ataupun putaran karyawanya. Hal tersebut memerlukan pencarian
orang-orang yang dapat memenuhi persyaratan posisi yang kosong. Sumber
karyawandapat berasal dari sumber internal maupun eksternal.
Bentuk pekerjaan yang
harus diisi serta berbagai kebijakan dan praktik organisasi akan menentukan
yang mana dari sumber tadi yang paling tepat untuk mengisi posisi yang lowong.
Sebab itu, salah satu aspek keputusan seleksi adalah pengambilan keputusan
dimana akan merekrut.
Sebelum
perusahaan dapat menyeleksi dan mengangkat pelamar yang mempunyai kualifikasi
terbaik, terlebih dahulu harus direkrut orang-orang untuk pekerjaan yang
tersedia. Prosedur seleksi karyawan yang efektif tergantung pada efektivitas
proses rekrutmen. Kandidat- kandidat yang menonjol tidak akan dapat diseleksi
manakala mereka tidak termasuk dalam kumpulan pelamar.
Pengaruh
Nilai
Pengaruh lingkungan,
terutama nilai-nilai, terhadap MSDM sangat besar. Pengaruh tersebut tampak
sangat nyata dari nilai-nilai yang ditimbulkan oleh kondisi ekonomi, politik,
social-budaya dan teknologi, serta hukum. Pengaruh tersebut kemudian
termanifestasikan dalam berbagai bentuk outcome, berupa undang-undang,
instruksi-instruksi pimpinan eksekutif, aturan-aturan pembuatan keputusan dan
interpretasi dan tinjauan dari lembaga yudikatif. Nilai-nilai yang saling
berpengaruh terhadap perilaku dan tindakan dari lembaga-lembaga eksekutif,
legislative dan yudikatif.
Nilai-nilai yang saling berkompetisi dalam
kondisi-kondisi ekonomi, politik, social-budaya dan perubahan teknologi
tertentu, dapat dimanifestasikan dalam jiwa dan semangat isi dari berbagai
bentuk peraturan, baik yang dihasilkan oleh lembaga eksekutif, legislative,
yang dianggap sensitive terhadap aspirasi dan keinginan rakyat, maupun
yudikatif. Misalnya, instruksi pimpinan dapat berbentuk keputusan mengenai
pengadaan posisi-posisi baru, atau peniadaan posisi-posisi tertentu,
berdasarkan suatu sistem merit yang ketat atau longgar hingga ke tingkat
penekanan yang tinggi terhadap obyektivitas penilaian performansi, yang sangat
mengutamakan nilai-nilai efisiensi dan efektifitas dibandingkan dengan
nilai-nilai hak pekerja dan keadilan social. Pengaruh nilai-nilai ini terasa
pada berbagai bentuk aktivitas MSDM, mulai dari aktivitas pencarian, rekrutmen,
hingga aktivitas sanksi.
Nilai-nilai disaring
melalui kondisi- kondisi ekonomi, politik, social/budaya dan teknologi,
kemudian menghasilkan berbagai peraturan perundang-undangan, baik oleh lembaga
eksekutif, legislative maupun yudikatif, yang semuanya akan berdampak terhadap
berbagai fungsi MSDM. Nilai-nilai keadilan social dan responsiveness politik
biasanya tercermin dalam berbagai aturan yang diloloskan oleh lembaga
legislative, yang dianggap wakil rakyat yang sensitif terhadap kebutuhan dan
aspirasinya.
ü Kondisi
Ekonomi
Kondisi-kondisi ekonomi
sangat mempengaruhi tersedia/tidaknya lapangan kerja, baik disektor public
maupun sektor swasta, dan sekaligus menyebabkan meningkatnya tuntutan-tuntutan
akan pelayanan public. Misalnya, pada saat terjadi resesi ekonomi, lapangan
kerja menjadi sangat langka, maka nilai efisiensi mendapat perhatian dan
penekanan yang utama. Dan kecenderungan orang untuk pindah kerja pun menjadi
sangat berkurang. Dalam kondisi yang demikian, para majikan akan menjadi lebih
selektif dalam keputusan-keputusannya mengenai siapa (kualitas) dan berapa
(kuantitas) pelamar yang harus diterima dan dipekerjakan. Persaingan untuk
mendapatkan pekerjaan pun menjadi meningkat. Tuntutan-tuntutan bagi pelayanan
pun meningkat.
ü Kondisi
Politik
Kondisi politik pun
sangat mempengaruhi fungsi-fungsi MSDM. Pergantian pimpinan-pimpinan politik,
atau pejabat-pejabat yang diangkat secara politik, perubahan pada
prioritas-prioritas program dan/atau pelayanan, serta pergantian
kebijaksanaan-kebijaksanaan sangat berpengaruh terhadap MSDM. Orang cenderung
mempengaruhi fungsi-fungsi MSDM berdasarkan keyakinan politiknya.
ü Kondisi
Sosial/Budaya
Segala perubahan yang
terjadi pada lingkungan social budaya berpengaruh terhadap MSDM. Perubahan
karakteristik demografis, pendidikan, keyakinan, nilai, kesemuanya menuntut
perhatian dan penanganan tersendiri dalam MSDM. Misalnya, perubahan dalam
jumlah tenaga kerja wanita dipasar tenaga kerja, atau pertambahan usia manusia
yang menambah jumlah orang tua, semuanya menghendaki adanya perlakuan tertentu
melalui MSDM. Affirmative action dan/atau keadilan social, dalam keadaan yang
demikian, merupakan pilihan yang utama.
ü Kondisi
Teknologi
Teknologi sangat
mempengaruhi fluktuasi lapangan kerja. Setiap perubahan teknologi akan membawa
dampak yang bermuara pada dua hal, yakni pada satu sisi, perubahan teknologi
bisa membantu menciptakan lapangan kerja baru. Pada sisi yang lain, dan
barangkali merupakan sisi negatifnya, perubahan teknologi bisa membawa akibat
terjadinya pengurangan lapangan kerja dan pengangguran. Karena banyak pekerjaa
yang tadinya dikerjakan oleh tenaga-tenaga manusia, mulai dikerjakan oleh
mesin. Perubahan pada teknologi tidak hanya berpengaruh pada tingkat suplai dan
demand bagi berbagai jenis keterampilan, tetapi juga berdampak terhadap
perencanaan, teknik-teknik rekrutmen, perhatian yang diutamakan dalam berbagai
jenis pelatihan, jenis keterampilan tertentu dan hubungannya dengan pasar,
kemampuan sektor public untuk bersaing bagi pekerjaan yang langka.
PENARIKAN
ORANG-ORANG YANG DIANGKAT SECARA POLITIK
Rekrutmen ini dilakukan
tidak hanya untuk menarik atau mendapatkan tenaga-tenaga yang bersifat teknis,
tetapi juga perekrutan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang bersifat
politis. Di samping itu perekrutan juga dilakukan untuk pengisian
jabatan-jabatan eksekutif dan staf ahli.
Hal-hal yang merupakan salah satu ciri
perbedaan antara pimpinan yang diangkat secara politis dengan pimpinan yang
diangkat berdasarkan karir yaitu:
a) Orang yang diangkat/ditunjuk
secara politis biasanya orientasi
kesetiaannya ke atas, yakni kepada pejabat yang mengangkatnya. Orang-orang tersebut dikenalkan dengan pegawai-pegawai dan jabatan-jabatannya dikarenakan kesetiaan politik dan psikologi yang telah mereka berikan kepada pejabat yang terpilih.
kesetiaannya ke atas, yakni kepada pejabat yang mengangkatnya. Orang-orang tersebut dikenalkan dengan pegawai-pegawai dan jabatan-jabatannya dikarenakan kesetiaan politik dan psikologi yang telah mereka berikan kepada pejabat yang terpilih.
b) Mereka
biasanya tidak banyak mengetahui tentang struktur dan fungsi dari instansi
pemerintah yang mereka jalankan, walupun mungkin penunjukan mereka didasarkan
kepada latar belakang pengalaam yang dianggap berkaitan denagn posisi yang
mereka duduki
c) Mereka
kebanyakan adalah orang-orang yang juga dianggap berhasil dalam usaha-usahanya
di sektor swasta.
d) Orang-orang
yang terpilih secara politikini dalam hal-hal tertentu, mungkin melihat para
birokrat karir sebagai orang-orang yang tidak tida mempunyai daya tanggap
secara pilitik,, termasuk loyalitas mereka terhadap program-program atau
kebijakan-kebijakan dari pemerntah terdahulu. Oleh karena itu para pejabat
terpilih memandang proteksi-proteksi pelayanan sipil sebagai red tape
(berbelit-belit) yang memelihara pegawai-pegawai yang tidak produktif pada
pegawai-pegawai mereka.
TEKNIK-TEKNIK
PENARIKAN
Teknik-teknik
rekrutmen, baik di sektor publik maupun swasta dapat dilakukan melalui asas
disentralisasikan atau didesentralisasikan, tergantung keadaan (besarnya)
organisasi, kebutuhan dan jumlah calon pekerja yang hendak direkrut.
1.
Centralized Recruitment Techniqiue (Teknik Rekrutmen
yang Disentralisasikan)
Jika
instansi tersebut mempunyai beberapa ribu pekerja, dan jika departemen-departemen
yang berbeda merekrut sejumlah besar pekerja juru ketik atau teknis bagi tipe
kedudukan yang sama, rekrutmen yang disentralisasikan akan lebih sering dipakai
karena lebih efisien biaya.
Jika
rekrutmen disentralisasikan, instansi yang mengelola sumber daya manusia itu
akan bertanggungjawab untuk meminta dari para manajer akan perkiraan-perkiraan
periodik mengenai jumlah dan tipe pekerja-pekerja baru yang dibutuhkan di waktu
akan datang.
ü jenis pekerja,
klasifikasi, dan besarnya gaji
1. lokasi tugas (unit
geografis dan organisasi)
2. gambaran dari
kewajiban-kewajiban kerja.
3. Kualifikasi minimal
4. Tanggal mulai kerja
5. Prosedur-prosedur
pelamaran,
6. Tanggal penutup bagi
2.
Decentralized
Recruitment Techniqiue (Teknik
Rekrutmen yang Didesentralisasikan)
Rekrutmen
yang didesentralisasikan terjadi di instansi-instansi yang relatif kecil,
kebutuhan-kebutuhan rekrutmen terbatas, dan dalam mana setiap instansi
mempekerjakan berbagai tipe pekerja. Rekrutmen dengan cara ini selalu dipakai
untuk posisi-posisi khas profesional, ilmiah, atau administratif bagi suatu
instansi tertentu. Selama masa resesi, di mana permintaan akan
pekerjaan-pekerjaan pemerintah meningkat tetapi lowongannya terbatas, maka
penggunaan rekrutmen dengan cara ini lebih efektif.
NAME
REQUESTS: GABUNGAN POLITIK DAN PELAYANAN SIPIL
Teknik Name
Request (kombinasi antara politik dan pelayanan sipil). Teknik
kombinasi antar politik dan sipil merupakan proses rekrutmen yang melibatkan
nilai-nilai political responsiveness dan managerial
efficiency. Khusunya untuk lowongan-lowongan jabatan profesional dan
administratif tingkat atas, sistem ini lebih banyak dipergunakan tingkat atas,
teknik name request ini sering dipergunakan, walaupun teknik
ini tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan.
Kelemahan-kelemahan
tersebut adalah:
1. Karena dapat mengarah
sistem cronyism dalam pengangkatan seseorang dan bisa
bertentangan dengan tujuan-tujuan social equity atau efficiency dari
instansi-instansi.
2. Karena bisa membatasi
hak-hak pegawai
3. Dapat secara tidak
adil mengeluarkan nama-nama dari para pelamar yang telah ada lebih dahulu dalam
daftar
Pandangan lain berpendapat
bahwa melalui teknik ini instansi memungkinkan untuk mewawancarai dan melakukan
praseleksi terhadap pelamar yang memenuhi tuntutan kualifikasi. Dengan demikian
akan dapat menekan biaya terutama biaya surat menyurat.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar