BAB 3
DESAIN PEKERJAAN DAN ANALISIS
PEKERJAAN
ARTI
PENTING DESAIN PEKERJAAN
Desain pekerjaan
menjadi salah satu faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi
karena disamping berhubungan dengan produktifitas juga berkaitan dengan sdm
yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah
suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena
itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang
tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang
karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan
dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk
menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan.
Menurut Sulipan (2000)
desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok
karyawan secara organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya
dapat memenuhi kebutuhan organisasi. Definisi diatas menjelaskan bahwa desain
pekerjaan dibuat oleh perusahaan untuk mengatur tugas-tugas yang tepat sasaran,
memberikan tugas kepada orang dengan kemampuan dan keterampilan yang
harus dimiliki untuk mengerjakan tugas tersebut demi mencapai sasaran dari
perusahaan.
Adapun unsur-unsur
desain pekerjaan menurut Handoko (2000) meliputi unsur organisasi, unsur
lingkungan dan unsur perilaku. Unsur organisasi terdiri dari pendekatan
mekanik, aliran kerja dan praktek-praktek kerja. Unsur lingkungan menyangkut
tersedianya tanaga kerja yang potensial. Unsur perilaku meliputi otonomi,
variasi tugas, identitas tugas, dan umpan balik.
Unsur - Unsur
Organisasi :
Unsur organisasi
menurut Handoko (2000) mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang
efisien untuk mencapai output maksimum dari pekerjaan-pekerjaan karyawan.
Dengan adanya efisiensi di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi
yang merupakan kunci dalam desain pekerjaan. Karyawan yang melakukan pekerjaan
secara kontinyu menyebabkan karyawan terspesialisasi yang selanjutnya dapat
memperoleh output lebih tinggi. Unsur organisasi terdiri dari :
1. Pengumpulan
identifikasi tugas akan menentukan spesialisasi. Pendekatan ini lebih
menekankan pada faktor efisiensi waktu, tenaga, biaya, dan latihan.
2. Aliran
kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu organisasi
atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan.
3. Praktek–praktek
kerja yaitu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini bisa berdasarkan
kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kontrak serikat kerja
karyawan.
Unsur – Unsur Lingkungan :
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja yang potensial,
yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan pengharapan – pengharapan sosial, yaitu dengan tersedianya
lapangan kerja serta memperoleh kompensasi dan jaminan hidup yang layak
(Handoko, 2000).
Unsur – Unsur Perilaku :
Unsur perilaku menurut
Sondang (2003) perlu diperhitungkan dalam mendesain pekerjaan. Unsur perilaku
tersebut terdiri dari:
1. Otonomi
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bawahan diberi wewenang untuk mengambil
keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
2. Variasi
merupakan pemerkayaan pekerjaan yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan
atas pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan – kesalahan dapat
diminimalkan.
3. Identitas
tugas untuk memepertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, maka
pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya terlihat yang
selanjutnya akan menimbulkan kepuasan.
4. Umpan
balik diharapakan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan mempunyai umpan balik
atas pelaksanaan pekerjaan yang baik, sehingga akan memotivasi pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya.
ELEMEN-ELEMEN
DESAIN PEKERJAAN
Desain pekerjaan adalah
fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan secara
organisasional. Tujuan
desain pekerjaan adalah untuk mengatur
penugasan kerja supaya dapat memenuhi kebutuhan organisasi. Elemen-elemen desain pekerjaan terbagi menjadi tiga.
Elemen Organisasi
Elemen-elemen
organisasional pada desain pekerjaan bersangkutan dengan efisiensi.
Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara efisien mendorong karyawan yang mampu
dan termotivasi untuk mencapai keluaran maksimum. Elemen-elemen organisasional
mencakup pendekatan mekanistik, aliran kerja, dan praktek-praktek kerja.
Elemen Lingkungan
Aspek
kedua desain pekerjaan berkaitan dengan elemen-elemen lingkungan. Seperti
hampir dalam semua kegiatan personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat
mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam
perancangan pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya karyawan
potensial, dan pengharapan-pengharapan sosial.
Elemen Keperilakuan
Ada
beberapa elemen keprilakuan yang perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan
yaitu :
1. Otonomi
yang berarti mempunyai tanggung jawab atas apa dilakukan.
2. Variasi
yang apabila kurangnya variasi pekerjaan maka akan menimbulkan kebosanan,
selanjutnya menimbulkan kelelahan sehingga timbul kesalahan-kesalahan
3. Identitas
tugas, bila pekerjaan tidak mempunyai identitas menimbulkan karyawan kurang
tanggung jawab atau kurang puas atas hasil pekerjaannya
4. Umpan
balik, bila pekerjan memberikan umpan balik atas seberapa baik pekerjaan maka
karyawan termotivasi untuk melaksanakan dengan baik
TRADE-OFF KEPERILAKUAN DAN EFISIENSI
Pengertian efesiansi
yaitu perbandingan antara keluaran
dengan pemasukan , unsur unsur efesiensi akan membentuk spesialisasi
yang tinggi , mengurangi perbedaan atau variasi, meminimumkan otonomi dan
unsur-unsur kontradiktif lainnya.
Produktivitas Vs Spesialisasi
Tambahan
spesialisasi akan menaikan output sampai pada titik tertentu, apabila ada
kenaikan spesialisasi maka output
mengalami penurunan , karena adanya kebosanan atas pelaksanaan tugas yang terus
menerus . output dapat di tingkatkan dengan mengarungi spesialisasi pekerjaan.
Kepuasan Kerja Vs Spesialisasi
Kepuasan
kerja akan meningkat sejalan dengan kenaikan spesialisasi dan tambahan tambahan
spesialisasi mengakibatkan kepuasan kerja akan menurun pekerjaan tanpa
spesialisasi membuat karyawan membutuhkan waktu lama untuk mempelajari
pekerjaan tersebut sampai mampu melakukannya ,kepuasan kerja akan menurun
karena kurangnya otonomi , variasi dan identitas tugas.
Proses Belajar Vs Spesialisasi
Pekerjaan
yang sangat terspesialisai lebih mudah di pelajari dibandingkan dengan
pekerjaan yang tidak terspesialisasi . proses belajar pada pekerjaan yang
terspesialisasi lebih cepat mencapai standar.pekerjaan yang tidak
terspesoialisasi memerlukan waktu lama untuk di pelajari . perputaran
karyawan versus spesialisasi pekerjaan
dapat dengan mudah dan cepat di pelajari tapi biasanya kepuasan yang di peroleh
lebih rendah , kepuasan yang rendah ini akan menyebabkan tingkat perputaran
tenaga kerja tinggi (turn over manpower).
Perputaran Karyawan Vs Spesialisasi
Walaupun
pekerjaan yang terspesialisasi mudah dipelajari, peringkat terbawah kepuasan
biasanya diasosiasikan oleh mereka dapat dipimpin sampai tingkat turnover
tertinggi.
ANALISIS PEKERJAAN
ANALISIS
PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan
analisis pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati
atau mengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor.
Analisis pekerjaan ini
akan menghasilkan suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan tertulis mengenai
kewajiban-kewajiban pekerja dan bisa juga mencakup standart kualifikasi, yang
merinci pendidikan dan pengalaman minimal yang diperlukan bagi seorang pekerja
untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dari kedudukannya secara memuaskan.
ARTI PENTING ANALISIS JABATAN
Analisis pekerjaan
adalah studi sistematis mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari
suatu pekerjaan, serta pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang dibutuhkan
untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Analisis pekerjaan adalah titik awal
untuk hampir semua fungsi personalia dan analisis ini sangat penting untuk
mengembangkan cara penilaian personalia (Wheaton & Whetzel, 1997).
Analisis pekerjaan
dilakukan oleh individu yang sungguh memahami orang-orang, pekerjaan dan
keseluruhan sistem organisasi. Dalam realitanya analisis pekerjaan dilaksanakan
oleh pakar job analysis, Job Analyser dari luar, supervisor, dan manager. Orang
yang menganalisis pekerjaan harus terlatih dalam metode penelitian dasar selain
itu juga harus ahli dalam teknik pengukuran objektif agar dapat menghasilkan
analisis yang akurat.
Dalam proses analisis
pekerjaan terdapat tiga tahapan penting yaitu :
1. mengumpulkan
informasi,
2. menganalisis
dan mengelola informasi jabatan, dan
3. menyusun
informasi jabatan dalam suatu format yang baku.
Analisis pekerjaan yang
dilakukan dengan baik akan menghasilkan uraian jabatan yang baik pula, dan
kemudian dapat dijadikan bahan baku yang baik untuk proses pengelolaan SDM yang
lain (evaluasi jabatan, rekrutmen dan seleksi, manajemen kinerja, penyusunan
kompetensi, pelatihan).
Analisis pekerjaan
adalah suatu proses, sedangkan produknya adalah deskripsi jabatan, spesifikasi
jabatan, dan evaluasi jabatan. Analisis pekerjaan pada intinya terdiri dari rangkaian sejumlah
informasi yang digali melalui pertanyaan-pertanyaan tertentu. Pertanyaan dalam
analisis pekerjaan itu dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. What
: menanyakan tentang apa yang dikerjakan pada jabatan tersebut atau tugas-tugas
apa sajakah yang terdapat pada jabatan tersebut.
2. How
: terkait dengan informasi tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan atau
tugas-tugas dalam jabatan tersebut atau terkait dengan cara/ prosedur
pelaksanaan tugas.
3. Why
: menyangkut penggalian informasi tentang mengapa tugas-tugas dalam jabatan
tersebut dilakukan atau untuk tujuan apa tugas-tugas tersebut dikerjakan.
4. Skill
involved : kecakapan/ kepandaian/ ketrampilan apakah yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan/ tugas-tugas tersebut.
Begitu pentingnya
analisis jabatan ini sehingga mengharuskan organisasi untuk tetap melakukan uraian
terhadap jabatan dalam organisasi dapat berjalan dengan lancar. Terdapat enam
alasan penting mengapa analisa jabatan sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi :
1.
Organisasi baru dibentuk. Uraian jabatan pada hakikatnya sama pentingnya dengan
alasan mengapa organisasi itu dibentuk. Setiap organisasi yang baru muncul atau
dibentuk tentu akan memiliki jenis pekerjaan yang berbeda dengan organisasi
lain yang telah terbentuk. Karena organisasi itu baru dibentuk, maka penting
sekali untuk menjelaskan atau menguraikan pekerjaan-pekerjaan apa saja yang
akan dilakukannya.
2.
Pembentukan suatu pekerjaan baru. Alasan ini mengadu pada munculnya jenis
pekerjaan yang baru dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
sebelumnya. Bila organisasi yang baru dibentuk tidak memunculkan jenis
pekerjaan yang baru, maka uraian jabatan tidak perlu dilakukan.
3.
Karyawan tidak paham terhadap pekerjaannya. Ada sebagian karyawan, terutama
yang baru diterima tidak memahami apa yang akan dikerjakannya nanti. Walaupun
dalam iklan lowongan pekerjaan mereka sudah tergambarkan jenis pekerjaan apa
yang dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk menyamakan pandangan
terhadap jenis pekerjaaan yang akan dilakukan.
4. Tumpang tindih dan
konflik. Antara karyawan yang satu dengan yang lainnya seringkali melakukan
pekerjaan yang sama meskipun mereka berada dalam bidang berbeda. Kondisi ini
dapat mengakibatkan salah paham atau konflik terutama dalam hal
pertanggungjawaban atas pekerjaan. Hal ini tentu disebakan oleh belum jelasnya
pekerjaan masing-masing karyawan.
5. Arus kerja tidak
lancar. Dalam arus kerja, pekerjaan yang satu tentu berhubungan dengan
pekerjaan yang lainnya. Apabila satu pekerjaan belum memahami keana pekerjaan
itu diteruskan maka kondisi itu dapat mengakibatkan terhentinya proses pada
pekerjaan yang lain.
6. Sistem penggajian tidak
konsisten. Uraian jabatan akan memberikan batasan-batasan terhadap pekerjaaan
yang akan dilakukan. Semakin banyak jenis pekerjaan yang dilakukan tentu akan
semakin besar kompensasi (gaji) yang diperoleh. Ketidakjelasan terhadap jenis
pekerjaan yang dilakukann akan menyebabkan tidak adanya konsistensi dalam hal
pemberian imbalan gaji.
TUJUAN ANALISIS PEKERJAAN
Analisis pekerjaan
dipakai untuk berbagai tujuan, baik sektor publik maupun sektor swasta. Berikut
ini tujuan dari analisis pekerjaan :
Terdapat 12 macam tujuan diadakannya
analisis pekerjaan, diantaranya adalah:
a. Job
description
Yang berisi informasi pengeidentifikasian
pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan
pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar-
standar pekerjaan.
b. Job
classification
Penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam
klas-klas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika
tertentu. Rencana sistematika tradisional biasanya didasarkan pada garis
kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang didasrkan pada teknologi, dan
tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan pada perilaku manusia.
c. Job
evaluation
Suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan
berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga
kerja luar yang terkait.
d. Job
design restructuring
Meliputi usaha-usaha untuk mengalokasi
dan merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai
kelompok.
e. Personnel
requirement/specifications
Berupa penyusunan persyaratan-persyaratan
atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti
pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills), ketangkasan(aptitudes),
sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang diperlukan bagi
keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
f. Performance
appraisal
Tujuan penting daripada penilaian
performansi ini adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari para pekerja
melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian
sementara (lay off), pemindahan(transfer), kenaikan gaji, memberi informasi
kepada para pekerja tentang kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang
berkaitan dengan pekerjaannya masing-masing.
g. Worker
training
Untuk tujuan-tujuan pelatihan.
h. Worker
mobility
Untuk tujuan mobilitas pekerja(karir),
yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi,
pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu.
i. Efficiency
Ini mencakup penggabungan proses kerja
yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya
dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk
prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja.
j. Safety
Sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya
lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang
tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
k. Human
resource planning
Ini meliputi kegiatan-kegiatan
antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk memastikan organisasi
tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat
yang tepat, waktu yang tepat, dll.
l. Legal
requirements
Aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
lainnya yang berkaitan dengan organisasi.
LANGKAH-LANGKAH UTAMA DALAM ANALISIS PEKERJAAN
Proses dalam menganalisis pekerjaan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukan penggunaan
hasil informasi analisis pekerjaanartinya penganalisis harus mengetahui secara
jelas apa kegunaan hasil informasi analisis pekerjaannya. Karena hasilnya akan
digunakan untuk menentukan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik
pengumpulan datanya. Informasi hasi{ analisis pekerjaan dipergunakan untuk
menetapkan job description, job specification, dan job evaluation dalam
pengadaan pegawai.
Mengumpulkan informasi
tentang latar belakang artinya penganalisis harus mengumpulkan dan
mengkualifikasikan data, meninjau informasi latar belakang seperti bagan
organisasi, bagan proses, dan uraian pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode penelitian deskriptif analisis, survei, sensus, dan sample,
sedangkan teknik pengumpulan data dapat dengan cara wawancara, observasi,
kuesioner, dan angket. Data yang terkumpul dikualifikasikan, dianalisis, dan
diaplikasikan kepada masa depan.
1. Menyeleksi
muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis.
Menyeleksi muwakal
jabatan yang akan dianalis artinya penganalisis harus memilih beberapa muwakal
jabatan untuk dianalisis. Hal ini perlu dilakukan untuk menghemat biaya dan
waktu jika banyak pekerjaan yang akan dianalisis.
2. Mengumpulkan
informasi analisis pekerjaan artinya penganalisis mengadakan analisis pekerjaan
secara aktual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku
karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan syarat-syarat personel yang akan
melaksanakan pekerjaan.
3. Meninjau
informasi dengan pihak pihak yang berkepentingan artinya analisis pekerjaan
menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan. Informasi hendaknya
diverifikasi dengan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan itu serta atasan
langsung karyawan bersangkutan. Dengan memverifikasi informasi itu akan
membantu untuk menentukan kebenarannya dan melengkapinya secara faktual serta
dapat dipahami dengan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan. Langkah
peninjauan in] juga akan dapat membantu perolehan penerimaan seseorang atas
data analisis pekerjaan yang telah dihimpun dengan memberikan kesempatan bagi
orang tersebut untuk memodifikasi uraian tentang aktivitas yang
dilaksanakannya.
4. Menyusun
uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan artinya penganalisis pekerjaan
kemudian menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan, dan evaluasi pekerjaan.
5. Meramalkan
dan memperhitungkan perkembangan perusahaan, artinya penganalisis harus juga
memperhitungkan/meramalkan perkembangan uraian pekerjaan, spesifikasi
pekerjaan, apakah dikemudian hari diperlukan pengayaan pekerjaan, perluasan
pekerjaan, dan penyederhanaan pekerjaan dalam perusahaan. Hal ini perlu guna
memperhitungkan kemampuan karyawan untuk masa kini dan masa depan supaya mereka
dapat tetap melaksanakan pekerjaan walaupun ada pemakaian teknologi canggih dan
reorganisasi perusahaan.
Proses dalam menganalisis pekerjaan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukan penggunaan
hasil informasi analisis pekerjaanartinya penganalisis harus mengetahui secara
jelas apa kegunaan hasil informasi analisis pekerjaannya. Karena hasilnya akan
digunakan untuk menentukan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknik
pengumpulan datanya. Informasi hasi{ analisis pekerjaan dipergunakan untuk menetapkan
job description, job specification, dan job evaluation dalam pengadaan pegawai.
Mengumpulkan informasi
tentang latar belakang artinya penganalisis harus mengumpulkan dan
mengkualifikasikan data, meninjau informasi latar belakang seperti bagan organisasi,
bagan proses, dan uraian pekerjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode
penelitian deskriptif analisis, survei, sensus, dan sample, sedangkan teknik
pengumpulan data dapat dengan cara wawancara, observasi, kuesioner, dan angket.
Data yang terkumpul dikualifikasikan, dianalisis, dan diaplikasikan kepada
masa depan.
6. Menyeleksi
muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis.
Menyeleksi muwakal
jabatan yang akan dianalis artinya penganalisis harus memilih beberapa muwakal
jabatan untuk dianalisis. Hal ini perlu dilakukan untuk menghemat biaya dan
waktu jika banyak pekerjaan yang akan dianalisis.
7. Mengumpulkan
informasi analisis pekerjaan artinya penganalisis mengadakan analisis pekerjaan
secara aktual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku
karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan syarat-syarat personel yang akan
melaksanakan pekerjaan.
8. Meninjau
informasi dengan pihak pihak yang berkepentingan artinya analisis pekerjaan
menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan. Informasi hendaknya
diverifikasi dengan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan itu serta atasan
langsung karyawan bersangkutan. Dengan memverifikasi informasi itu akan
membantu untuk menentukan kebenarannya dan melengkapinya secara faktual serta
dapat dipahami dengan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan. Langkah
peninjauan in] juga akan dapat membantu perolehan penerimaan seseorang atas
data analisis pekerjaan yang telah dihimpun dengan memberikan kesempatan bagi
orang tersebut untuk memodifikasi uraian tentang aktivitas yang
dilaksanakannya.
9. Menyusun
uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan artinya penganalisis pekerjaan
kemudian menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan, dan evaluasi pekerjaan.
10.
Meramalkan dan memperhitungkan
perkembangan perusahaan, artinya penganalisis harus juga
memperhitungkan/meramalkan perkembangan uraian pekerjaan, spesifikasi
pekerjaan, apakah dikemudian hari diperlukan pengayaan pekerjaan, perluasan
pekerjaan, dan penyederhanaan pekerjaan dalam perusahaan. Hal ini perlu guna
memperhitungkan kemampuan karyawan untuk masa kini dan masa depan supaya mereka
dapat tetap melaksanakan pekerjaan walaupun ada pemakaian teknologi canggih dan
reorganisasi perusahaan.
JENIS
ANALISIS PEKERJAAN
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan, yakni :
1.
Analisis pekerjaan tradisional (Traditional job analysis)
Model
tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, antara lain
tanggung jawab yang merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus
bertanggung jawab, harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pelaksanaan,
kewajiban-kewajiban umum dari seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan,
kualifikasi-kualifikasi minimal yang diterima sebagai kelayakan.
Kelemahan analisis pekerjaan tradisional
Jika tujuan uraian pekerjaan adalah untuk meningkatkan
efisiensi, model tradisional di anggap tidak memadai dalam dua hal, yakni :
a. uraian tugas tersebut tidak merinci performansi yang di
harapkan dari pekerja.
b. tidak merinci hubungan atau keterkaitan
antara standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan kualifikasi-kualifikasi
minimal.
2. Analisis pekerjaan yang berorientasi
hasil (Results-oriented Job Description, atau RODs).
Analisis pekerjaan yang
berorientasikan hasil ini juga dinamakan output-oriented job
description,dan ini merupakan suatu kehidupan kecil didalalm program-oriented budgets,sementara
uraian-uraian pekerjaan tradisional lebih banyak mirip dengan ceiling
or line item budgets. Yang terakhir lebih bermanfaat bagi tujuan-tujuan pengendalian
eksternal, sedangkan yang pertama lebih cocok bagi perbaikan produktivitas.
Analisis pekerjaan jenis ini
berasumsi bahwa uraian pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian
pekerjaan tersebut memperjelas harapan-harapan organisasi kepada pekerja,dan
keterkaitan antara tugas-tugas standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan
kualifikasi-kualifikasi minimal.
Contoh pertanyaan yang
diajukan :
a. TUGAS
: perilaku, kewajiban/tanggungjawab apa yang penting bagi perusahaan ?
b. KONDISI
PEKERJAAN : bagaimana sifat dasar pekerjaan atau syarat apa yang diperlukan agar
pekerjaan terlaksana, petunjuk apa
yang tersedia untuk membantu pekerja melaksanakan tugasnya ?
c. STANDAR
KINERJA : kinerja seperti apa yang diharapkan, baik berdasarkan standar
kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu yang ditetapkan perusahaan ?
d. KECAKAPAN
: kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan
setiap tugas dengan standar minimal ?
e. KUALIFIKASI
: pendidikan dan pengalaman apa yang dibutuhkan untuk mampu melaksanakan suatu
pekerjaan ?
Kelebihan-kelebihan model yang berorientasi hasil (RODs)
1. Model ini menyediakan suatu sarana
untuk menghubungkan input-input personel terhadap output-output organisasi bagi
para perencana program.
2. Model ini menyediakan sarana untuk
memperkenalkan kepada para pekerja yang baru atas harapan-harapan,
tujuan-tujuan MBO yang ditetapkan, dan untuk mengadakan evaluasi terhadap
performansi secara lebih objektif bagi para manager.
3. Model ini memberikan gambaran yang
jelas mengenai harapan-harapanperformansi organisasi, dan kualifikasi minimal
yang dibutuhkan untuk promosi atau penempatan bagi para pegawai.
4. Meningkatkan dampak dari para
manager kepegawaian terhadapa prokduktifitas organisai dan pekerja dari pada
menajemen kedudukan dan pemaksaan pengawasan legeslatif dari luar
Kelemahan-kelemahan model yang berorientasi hasil (RODs)
Model analisis pekerjaan yang
berorientasi hasil ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Perubahan-perubahan didalam syarat-syarat
dan standar-standar meneuntut peneinjauan kembali atas RODs. Syarat-syarat yang
mempengaruhi performansi akan berubah yang pada gilirannya akan menuntut RODs
untuk merumuskan kembali guna memuat dan merinci syarat-syarat yang berubah
tersebut;
2. Setiap kedudukan menuntut RODs
tersendiri;
Beberapa kedudukan tidak mempunyai
standar-standar performansi yang tidak dapat diukur;
SIFAT
DARI ANALISIS JABATAN
Menurut Gary Dessler (1997, h.90),
analisis jabatan (job analysis) adalah prosedur untuk
menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu jabatan dan orang macam
apa yang akan dipekerjakan untuk itu.
Suatu
pekerjaan seyogyanya diciptakan untuk memfasilitasi tujuan dari organisasi itu
sendiri. Untuk itu pengetahuan, keahlian dan kemampuan orang yang memegang
jabatan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Analisa pekerjaan adalah esensi untuk menetapkan persyaratan sumber daya
manusia yang bagaimana yang akan direkrut ke dalam organisasi. Analisa
jabatan/pekerjaan merupakan hal yang fundamental dalam pencapaian tujuan
organisasi, karena tujuan analisis pekerjaan adalah untuk mendefinisikan setiap
pekerjaan yang berhubungan dengan perilaku yang diperlukan untuk
melaksanakannya.
Seorang ahli SDM bertujuan untuk
mengumpulkan jenis informasi melalui analisis jabatan yaitu :
a. Aktivitas kerja
Informasi
biasanya dikumpulkan pada kegiatan kerja sesungguhnya yang dilaksanakan,
seperti pembersihan, penjualan, kegiatan mengajar atau pengecatan. Daftar
seperti itu juga menunjukkan bagaimana, mengapa, dan kapan seorang pekerja
melakukan suatu aktivitas.
b. Perilaku manusia
Informasi
tentang perilaku manusia seperti merasakan, mengkomunikasikan, mengambil
keputusan dan menulis bisa juga dikumpulkan. Termasuk disini adalah informasi
yang berhubungan dengan tuntutan jabatan manusia seperti mengangkat berat,
menempuh jarak jauh dan lain-lain.
c. Mesin,
alat, perlengkapan dan bantuan kerja yang digunakan.
Informasi yang sehubungan dengan produk
yang dibuat, bahan-bahan yang diproses , pengetahuan yang dihadapi atau
diterapkan (seperti keuangan atau hukum), dan jasa yang disumbangkan (seperti
penyuluhan atau perbaikan).
d. Standar kinerja
Informasi yang dikumpulkan sehubungan
dengan standar kinerja (kuantitas, kualitas atau kecepatan untuk setiap tugas
jabatan) berdasarkan mana seorang karyawan dalam jabatan ini akan dinilai.
e. Konteks jabatan
Informasi yang berhubungan dengan
kondisi fisik, jadwal kerja dan konteks sosial dan organisasi, sebagai contoh
dilihat dari segi jumlah orang dengan siapa karyawan akan secara normal harus
berinteraksi, termasuk yang berkaitan dengan insentif dalam melaksanakan pekerjaan.
f. Tuntutan manusiawi
Informasi yang berhubungan dengan
tuntutan manusiawi dari jabatan, seperti pengetahuan atau keterampilan
(pendidikan, pelatihan,pengalaman kerja) dan menuntut atribut personal(kecerdasan,
karakteristik fisik, kepribadian dan minat).
Kegunaan dari Informasi
Analisis Jabatan
Sebelum
menentukan langkah-langkah dalam analisis jabatan, kita harus tahu bagaimana
dan apa saja kegunaan dari informasi analisis jabatan. Informasi analisis
jabatan merupakan basis bagi beberapa kegiatan manajemen SDM yang saling
berkaitan seperti:
1. Perekrutan dan
seleksi
Analisis jabatan
menyajikan informasi tentang apa yang dibawa oleh jabatan dan karakteristik
manusiawi apakah yang dituntut untuk melaksanakan kegiatan ini. Informasi
uraian jabatan dan spesifikasi jabatan seperti itu digunakan untuk memutuskan
orang macam apakah yang akan direkrut dan dipekerjakan.
2. Kompensasi
Informasi analisis
jabatan juga hakiki untuk memperkirakan nilai dan konpensasi yang tepat untuk
masing-masing jabatan. Ini disebabkan karena konpensasi (seperti gaji dan
bonus) biasanya tergantung pada ketrampilan dan tingkat pendidikan yang dituntut
dari suatu jabatan, risiko keselamatan, tingkat tanggungjawab dan lain-lain
sampai semua faktor yang dinilai melalui analisis jabatan. Kita juga akan lihat
bahwa banyak majikan mengklasifikasikan jabatan kedalam kategori-kategori
(seperti sekretaris III dan VI ), dan analisis jabatan menyajikan informasi
untuk menentukan nilai relatif dari masing-masing jabatan sehingga setiap
jabatan dapat diklasifikasi.
3. Penilaian
kinerja
Suatu penilaiankinerja
membandingkan setiap kinerja aktual dari masing-masing karyawan dengan standar
kinerjanya. Sering melalui analisis jabtan para ahli tersebut dapat menentukan
standar untuk dicapai dan kegiatan spesifik untuk dilaksanakan.
4.Pelatihan
Informasi jabatan juga
digunakan untuk merancang progam pelatihan dan pengembangan karena analisis dan
uraian jabatan yang dihasilkan menunjukkan ketrampilan dan oleh karena itu
pelatihan dituntut.
5. Memastikan
pengangkatan yang lengkap atas semua tugas.
Analisis jabatan ini
untuk memastikan bahwa semua tugas yang harus dilakukan sesungguhnya
ditetapkan untuk posisi khusus. Sebagai contoh, dalam menganalisis jabatan
terbaru dari manjer produksi perusahaan anda, anda menemukan bahwa dia
melaporkan dirinya sebagai bertanggungjawab atas dua lusin tugas atau
tugas-tugas yang spesifik termasuk perencanaan jadwal produksi mingguan,
membeli bahan mentah, dan menyediakan kegiatan-kegiatan harian dari
masing-masing lini pertamanya. Akan tetapi yang lepas adalah rujukan untuk
menata plah bahan mentah atau persediaan barang jadi. Pada penyelidikan atau
investigasi selanjutnya Anda dapat menemukan bahwa tidak ada orang
manufakturing lain yang bertanggungjawab atas manajer sediaan manapun. Analisis
jabatan Anda (tidak hanya berdasarkan pada apa yang dilaporkan karyawan sebagai
tugas mereka, melainkan pada pengetahuan Anda tentang apa yang harus dipikul
oleh jaatan ini) telah mengidentifikasikan suatu tugas yang hilang untuk
diangkat. Akibatnya, analisis jabatan memainkan suatu peran dalam memulihkan
masalah semacam itu yang akan timbul jika, misalnya, tidak ada yang diangkat
untuk mengelola persediaan.
Langkah-Langkah Analisis Jabatan
1. Menentukan
penggunaan informasi hasil analisa jabatan.
Analisaor harus mengetahui secara jelas kehunaan
dari hasil analisa jabatan. Informasi dari analisa jabatan yang dikumpulkan
tersebut harus dapat digunakan untuk merumuskan uraian jabatan, spesifikasi
jabatan dan evaluasi jabatan.
2. Mengumpulkan
informasi tentang latar belakang.
Analisator perlu mengumpulkan dan mengkualifikasikan
data, meninjau latar belakang seperti struktur perusahaan, flowchart proses dan
uraian kerja.
3. Menyeleksi
jabatan yang akan dianalisis.
Analisator
memilih jabatan yang akan dianalisis dengan tujuan untuk menghemat biaya dan
waktu jika banyak pekerjaan yang akan dianalisis
4. Mengumpulkan
informasi tentang analisis pekerjaan
Analisator
menganalisis pekerjaan secara actual dengan menghimpun data tentang aktivitas
pekerjaan, perilaku pegawai, kondisi kerja dan syarat-syarat pegawai yang akan
melaksanaan pekerjaan.
5. Meninjau
informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan
Analisator menyediakan informasi tentang hakikat dan
fungsi pekerjaan. Informasi harus diverifikasi oleh pegawai yang akan
melaksanakan pekerjaab tersebut dan atasan langsung dari pegawai tersebut.
6. Menyusun
Uraian Jabatan, Spesifikasi Jabatan dan Evaluasi Jabatan.
Analisator menyusun uraian jabatan, spesifikasi
jabatan dan evaluasi jabatan.
7. Meramalkan
perkembangan perusahaan.
Analisator meramalakan perlu tindaknya dilakukan
pengayaan, penyederhanaan/perluasan pekerjaan dari uraian dan spesifikasi
jabatan yang telah dibuat.
METODE
MENGUMPULKAN INFORMASI ANALISIS JABATAN
a.
Kuestioner
b.
Observasi
c.
Wawancara
d.
Catatan kerja(logbook)
e.
Kombinasi
Beberapa metode yang umum digunakan adalah:
1. Job Questioner/Daftar-daftar
Pertanyaan
Job
Questioner merupakan daftar-daftar pertanyaan yang dibagikan kepada para
pegawai yang menguraikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan
pekerjaan mereka. Melalui metode ini diharapkan mereka memperoleh gambaran yang
jelas daripada suatu jabatan.
Hal utama yang perlu diputuskan dalam metode ini adalah sejauh mana kadar struktur kuesioner tersebut seharusnya dan apa pertanyaan - pertanyaan yang harus dicakup.Setiap pegawai/karyawan disajikan suatu daftar yang berisi tugas-tugas dan beberapa tanggung jawab secara khusus. Kemudian pegawai diminta menunjukkan apakah ia melakukan pekerjaan tersebut atau tidak, jika ia melakukan pekerjaan tersebut, berapa lama waktu yang biasanya diperlukan untuk melaksanakan tiap pekerjaan.
Pada bagian yang lain, kuesioner tersebut tidak terlalu terstruktur dan hanya meminta pegawai untuk menguraikan tugas-tugas utama dalam pekerjaannya. Dalam praktek, kuesioner terbaik sering merupakan gabungan antara kedua bagian itu.
Hal utama yang perlu diputuskan dalam metode ini adalah sejauh mana kadar struktur kuesioner tersebut seharusnya dan apa pertanyaan - pertanyaan yang harus dicakup.Setiap pegawai/karyawan disajikan suatu daftar yang berisi tugas-tugas dan beberapa tanggung jawab secara khusus. Kemudian pegawai diminta menunjukkan apakah ia melakukan pekerjaan tersebut atau tidak, jika ia melakukan pekerjaan tersebut, berapa lama waktu yang biasanya diperlukan untuk melaksanakan tiap pekerjaan.
Pada bagian yang lain, kuesioner tersebut tidak terlalu terstruktur dan hanya meminta pegawai untuk menguraikan tugas-tugas utama dalam pekerjaannya. Dalam praktek, kuesioner terbaik sering merupakan gabungan antara kedua bagian itu.
Menurut
Moekijat, 1992: 73 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan dari Metode ini adalah:
Keuntungan :
1. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan banyak orang.
2.
Dapat
digunakan untuk memberikan latar belakang informasi guna menganalisis jabatan
yang lebih baik.
3.
Metode
ini lebih sistimatis dibandingkan dengan metode - metode lainnya, karena telah
dipersiapkan lebih dahulu secara tertulis apa yang akan ditanyakan.
4.
Metode
ini membantu pencatatan data dengan cara yang distandarisasikan sehingga
menyebabkan lebih mudah pula dalam menafsirkan keterangan -keterangan yang ada.
Kelemahan :
a.
Metode
ini hanya dapat dipergunakan untuk pegawai-pegawai yang dapat membaca dan
menulis. Untuk mereka yang buta huruf metode ini tidak dapat dipakai.
b.
Informasi
yang diperoleh sering kurang lengkap, kurang teratur dan kadang-kadang tidak
berurutan.
c.
Bagi
banyak orang, sulit mengisi daftar pertanyaan.
2.
Wawancara (Interview)
Wawancara tatap muka merupakan suatu cara efektif untuk
mengumpulkan informasi pekerjaan.
Bila metode ini digunakan, analisis perlu mewawancarai baik tenaga kerja yang menempati posisi pekerjaan maupun atasan langsungnya. Dengan wawancara ganda seperti itu, analisis dapat memeriksa kebenaran tanggapan - tanggapan yang dia terima. Bagaimanapun juga, efektivitas sistem ini terutama tergantung pada ketrampilan pewawancara (T. Hani Handoko, 1992:44)
Menurut Moekijat, 1992: 75 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan dari Metode ini adalah:
Bila metode ini digunakan, analisis perlu mewawancarai baik tenaga kerja yang menempati posisi pekerjaan maupun atasan langsungnya. Dengan wawancara ganda seperti itu, analisis dapat memeriksa kebenaran tanggapan - tanggapan yang dia terima. Bagaimanapun juga, efektivitas sistem ini terutama tergantung pada ketrampilan pewawancara (T. Hani Handoko, 1992:44)
Menurut Moekijat, 1992: 75 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan dari Metode ini adalah:
Keuntungan:
a. Dapat diperoleh informasi (keterangan) yang lebih lengkap
dan lebih jelas daripada dengan metode kuesioner. Hal ini adalah jelas, karena
apabila informasi itu kurang lengkap atau kurang jelas dapat segera ditanyakan
lagi.
b. Dapat dihindarkan adanya salah pengertian.
c. Dapat dipergunakan untuk membetulkan informasi yang kurang
jelas yang diperoleh melalui metode-metode lainnya.
Kelemahan
:
a.
Metode
ini memakan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal daripada dengan
metode dafltar pertanyaan.
b.
Pegawai
yang diwawancarai mungkin merasa pekerjaannya diselidiki, sehingga merasa
kurang senang
3.
Buku
Harian (Log Tenaga Kerja) Log harian adalah :
Daftar hal-hal yang dilakukan oleh para tenaga kerja selama
hari itu, di mana mereka mencatat setiap aktivitas tersebut dalam log.
Hal ini membantu penganalisa jabatan dalam memperoleh suatu
gambaran yang lengkap mengenai pekerjaan yang dilakukan para pegawai, terutama
apabila hal itu dilengkapi dengan wawancara dengan pegawai dan supervisor.
Menurut Moekijat, 1992: 75 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan
dari Metode ini adalah:
Keuntungan:
a. Memberikan dorongan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik, karena adanya pencatatan hasil pekerjaannya tiap hari dalam buku catatan harian yang kemudian diperiksa oleh kepalanya.
Keuntungan:
a. Memberikan dorongan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik, karena adanya pencatatan hasil pekerjaannya tiap hari dalam buku catatan harian yang kemudian diperiksa oleh kepalanya.
b.Metode ini dapat mengurangi waktu dari penganalisa jabatan
dalam mengadakan observasi dan wawancara, apabila sebelumnya telah mempelajari
buku-buku catatan harian.
Kelemahan:
a.Pada umumnya informasi yang diperoleh adalah tidak lengkap, karena tidak
memasukkan data - data lain yang diinginkan seperti alat -alat yang dipergunakan, kondisi - kondisi kerja dan sebagainya.
a.Pada umumnya informasi yang diperoleh adalah tidak lengkap, karena tidak
memasukkan data - data lain yang diinginkan seperti alat -alat yang dipergunakan, kondisi - kondisi kerja dan sebagainya.
b. Memakan waktu lama.
4. Pengamatan
Pengamatan langsung terutama bermanfaat dalam pekerjaan yang
hanya terdiri dari aktivitas fisik yang dapat diamati. Pengamatan langsung
sering digunakan dengan kombinasi wawancara. Salah satu pendekatan adalah
dengan mengamati pegawai pada waktu melaksanakan tugasnya dalam suatu daur
(cycle) kerja yang lengkap. Di sini perusahaan mencatat semua
aktivitas-aktivitas pekerjaan yang diamati, kemudian setelah mengakumulasi
informasi sebanyak mungkin, perusahaan mewawancarai pegawai, di mana orang itu
didorong untuk memperjelas hal - hal yang belum dipahami benar dan menjelaskan
aktivitas tambahan yang dilakukannya yang tidak kita amati.
Menurut Moekijat, 1992: 76 Beberapa Keuntungan dan Kelemahan
dari Metode ini adalah: :
Keuntungan :
a.
Ada keseragaman , baik mengenai informasi yang dikumpulkan,
maupun mengenai standard yang dipergunakan untuk menilai kecakapan,
pengetahuan, pendidikan, tanggung jawab dan kondisi kerja.
b. Informasi yang
diperoleh adalah lebih lengkap, lebih teliti, dan lebih dapat
dipercaya.
dipercaya.
Kelemahan:
a. Sebagai metode tunggal, informasi yang diperoleh kurang lengkap.\
a. Sebagai metode tunggal, informasi yang diperoleh kurang lengkap.\
b.Apabila pengamatan itu dilakukan hanya dalam waktu-waktu yang
terbatas, misalnya sekali seminggu atau sekali sebulan, maka informasi yang
diperoleh tidak lengkap.
Metode pengamatan merupakan metode yang paling baik untuk
jabatan yang sederhana dan yang sifatnya berulang. Untuk jabatan-jabatan yang
lain sebaiknya dipergunakan gabungan antara metode pengamatan dan metode
wawancara.
KLASIFIKASI
PEKERJAAN (JOB CLASSIFICATION)
Sistem
klasifikasi untuk semua pekerjaan, baik untuk sektor publik maupun sektor
swasta, didasarkan atas beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Masukan
informasi, dimana dan bagaimana pekerja memperoleh informasi yang diperlukan
untuk suatu pekerjaan.
2. Proses
mental, pertimbangan apa yang ditekankan dalam pembuatan keputusan, perencanaan
dan aktifitas dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Output
pekerjaan, aktifitas fisik apa yang dilakukan oleh pekerja, dan alat apa yang
dipakai oleh para pekerja?
4. Relasi
dengan orang, relasi dengan orang lain yang bagaimana yang dituntut dalam
pelaksanaan pekerjaan?
5. Konteks
pekerjaan, dalam kontek fisik dan sosial apa pekerjaan dilaksanakan?
6. Metode
kerja, metode atau teknik apa yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan?
7. Ciri-ciri
pekerja, ciri-ciri kepribadian atau kemampuan apa yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan?
POLITIK
REKLASIFIKASI (THE POLITICS OF
RECLASSIFICATION)
Daya
tangkap politik mempengaruhi fungsi-fungsi alokasi dari analisis pekerjaan
dengan cara mendeskripsikan ramifikasi politik mengenai dua jenis keputusan
reklasifikasi, yaitu: (a) reklasifikasi yang menyebabkan perubahan dalam gaji,
dan (b) reklasifikasi yang menyebabkan perubahan status dari suatu posisi
pelayanan sipil yang telah diklasifikasikan dalam unit hasil kompromi bersama
keposisi yang dikecualikan atau di luar unit kompromi. (Gomes, 2003, hal. 103)
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar