KELOMPOK 5
Dwi Neni Rismala (27215454)
F. Dika (22215606)
Nida Lamis Shofura (25215058)
Sabtu, 31 Desember 2016
Minggu, 06 November 2016
TUGAS 2
KELOMPOK 5
Dwi Neni Rismala (27215454)
F. Dika (22215606)
Nida Lamis Shofura (25215058)
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
SEJARAH KOPERASI
Sejarah koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20. Dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil. Kemampuan ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari penderitaan .Secara spontan mereka ingin merubah hidupnya.
Di Indonesia ide - ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
Pada tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo . Dr Sutomo sangat memiliki peranan bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahtrakan kehidupan rakyat.
Pada tahun 1915 dibuat peraturan-peraturan Verordening op de Cooperatieve Verenigingen. Peraturan ini dinilai diberlakukan dengan tidak mempelajari dan mempertimbangkan situasi dan kondisi asli rakyat pribumi Indonesia, karena hanya memberlakukan (asas korkodansi) peraturan tentang koperasi yang berlaku di Belanda saat itu, yaitu Regeling der Cooperative Verenigingen Stb. 227 Tahun 1876, tanggal 17 November 1867. Peraturan tersebut dianggap oleh para penggerak nasional dan penggerak koperasi saat itu mempunyai syarat – syarat yang sangat berat untuk dipenuhi oleh para pribumi, dan dianggap sebagai peraturan yang dibuat untuk menghambat pertumbuhan koperasi di Indonesia. Namun, untuk rakyat Indonesia (pribumi) tetap menggunakan Regeling Inlanndsche Cooperatieve VereningengenStb. No. 91 Tahun 1927.
Pada tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun 1929 berdiri Partai Nasional Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk penyebaran koperasi di Indonesia.
Pada tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia.Lalu jepang mendirikan koperasi yang diberi nama koperasi kumiyai.
Setelah bangsa Indonesia merdeka tanggal 12 Juli 1947. Gerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya.Hari itukemudian ditetapkanlah sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Kongres Koperasi pertama menghasilkan beberapa keputusan:
Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI).
Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi.
Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi.
Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di Bandung. Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :
Membentuk Dewan Koperasi Indonesia [ Dekopin ]sebagai pengganti SOKRI.
Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah.
Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru.
Pelaksanaan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan :
Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutamkoperasi.
Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi.
Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian yang bermodal kecil.
PEKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Sejarah Koperasi pada masa Penjajahan Belanda
Sudah menjadi catatan sejarah dunia bahwa Tanah Air tercinta ini pernah mengalami masa-masa sangat terpuruk kala dijajah oleh Negeri Kincir Angin . Dimana segala asset dan sumber daya yang dimiliki Indonesia dikeruk habis-habisan dan dinikmati oleh bangsa penjajah. Tak terhitung berapa banyak nyawa yang melayang sia-sia karena kelaparan dan depresi akut akibat terlilit hutang. Para pemimpin saat itu pun berpikir keras dan berusaha mencari cara agar dapat mengatasi kesulitan ekonomi yang terus mendera bangsa Indonesia. Hingga akhirnya pada tahun1896 sebuah Koperasi yang pertama didirikan oleh R. Aria Wiriaatmaja, seorang patih yang berasal dari Purwokerto. Niatnya yang begitu mulia dalam mendirikan Koperasi yakni untuk menolong rakyat yang terjerat hutang oleh lintah darat. Dengan bermodalkan uang pribadi, Bank Penolong dan Tabungan (Hulp en Spaarbank) yang berfungsi ganda menjadi Koperasi Simpan Pinjam. Seiring dengan meningkatnya Koperasi ini, di sisi lain masalah pun mulai muncul berdatangan. Diantaranya adalah kegiatan Koperasi telah dimata-matai oleh Belanda hingga mereka mendirikan (Algemene Voklscrediet Bank), rumah gadai, bank desa, serta lumbung desa. Hal ini menimbulkan keresahan bagi rakyat dan membuat penurunan progress Bank Penolong dan Tabungan milik R. Aria Wiriaatmaja.
Kemelaratan, Kesengsaran, dan Kemiskinan yang diberikan oleh penjajah kepada rakyat. Membuat bangsa Indonesia terkurung dalm kebodohan Perekonomian. Terlebih lagi kekejaman Belanda yang menginginkan tidak adanya kemajuan kehidupan perkoperasian karena dinggap akan mengganggu jalannya politik pemerintahan yang dipegang bangsa mereka saat itu. Sehingga sangat sulit untuk melihat adaya peluang dalam pembuatan hukum dasar Koperasi yakni melalui pembuatan Undang-Undang.
Seolah menjawab kebuntuan yang menghadang perkoperasian bangsa ini. Tahun 1908, melalui organisasi Budi Utomo. Raden Sutomo dan Gunawan mangunkusumo mendirikan Koperasi Rumah Tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga di masyarakat. Namun, kehadiran Koperasi ini tidak bertahan lama karena rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan manfaat Koperasi. Selanjutnya pada tahun 1913 organisasi Serikat Dagang Islam (SDI) yang namanya berubah menjadi Serikat Islam (SI) mempropagandakan pendirian Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan. Namun, Koperasi ini bernasib sama dengan Koperasi Rumah Tangga. Tidak bertahan karena rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya penyuluhan terhadap masyarakat. Kemudian pada 7 April 1915 dikeluarkan “Verordening op de Cooperative” Undang-Undang yang semakin mempersulit politik dan ekonomi sekaligus membatasi ruang gerak Koperasi.
Akhirnya dibentuk panitia Koperasi yang diketahui Dr. DJ. DH Boeke pada 1920. Dan menyusun peraturan koperasi No. 91 tahun 1927 yang berisi persyaratan mendirikan koperasi yang lebih longgar daripada sebelumnya. Koperasi Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda menggembirakan. Meskipun demikian baying-bayang pemerintahan Belanda masih terus mengikuti. Lalu pada tahun 1930 dibentuk bagian urusan Koperasi pada Kementrian Dalam Negeri diketuai oleh R.M Margono Djojohadikusumo yang dilanjutkan dengan dibentuknya Jawatan Koperasi dan Perdagangan dalam Negeri oleh pemerintah Indonesia dan pada saat itu jumlah Koperasi di Indonesia lebih dari 1000 unit.
Sejarah Koperasi pada Masa Penjajahan Jepang
Tak hanya dijajah oleh Negeri Kincir Angin yang dapat diibaratkan dengan pepatah “Lepas dari kandang Singa Masuk ke kandang Buaya”. Indonesia pun pernah dijajah oleh Negeri Matahari. Dalam kurun waktu 3,5 tahun. Penjajahan Jepang yang sangat menomorsatukan sistem pertahanan atau kemiliteran yang juga mempengaruhi pada unit-unit Koperasi yang pada masa dikenal dengan nama ‘KUMIAI’. Yang tujuan didirikannya adalah untuk kesejahteraan Rakyat, namun sayangnya itu hanyalah tujuan belaka untuk menipu banyak orang. ‘KUMIAI’ disalahgunakan dengan menjadi tempat pengumpulan bahan-bahan pokok guna kepentingan Jepang melawan sekutu dalam perang Asia Timur Raya.
Sejarah Koperasi pada Masa Pasca Kemerdekaan.
Usai dibacakannya proklamasi dan telah resmi menjadi sebuah Negara yang utuh. Bangsa Indonesia memilih untuk menentukan kebijakan perekonomian dengan mengubah semua tatanan perekonomian yang semula bersistem liberal-kapitalis menjadi tatanan perekonomian yang sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dimana pasal tersebut mengatakan bahwa semangat koperasi ditempatkan sebagai dasar dari semangat perekonomian. Hingga Moch. Hatta yang kita ketahui sebagai bapak Koperasi, kala itu merintis pembangunan Koperasi yang cukup pesat. Berbagai jenis kegiatan usaha yang bernaung dibawah Koperasi terus berkembang dari waktu ke waktu. Kegiatan simpan pinjam, serba usaha dan lain-lain semakin mendominasi keberadaan Koperasi di Tanah Air yang tercatat ada sekitar 2500 Koperasi di seluruh Indonesia.
Akhirnya untuk mengukuhkan kedudukan Koperasi, pemerintah menyusun UU No. 25 Tahun 1992 yang menjadi hukum dasar mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Koperasi. Lalu pada tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat dalma rangka untuk membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) dan menjadikan tanggal 12 Juli tersebut sebagai hari Koperasi. Tak hanya sampai disitu, pergantian kabinet yang sering terjadi tahun 1950 selalu mengeluarkan program-program untuk mendukung terus berkembangnya Koperasi.
Sejarah Koperasi pada Masa Orde Baru
Usai diberikannya mandat oleh Presiden RI yang pertama Ir. Soekarno kepada Jend. Soeharto melalui SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) pada 11 Maret 1966. Setahun setelahnya dikeluarkan Undang-Undang Koperasi yang baru yang dikenal dengan UU No.12/1967 mengenai pokok-pokok perkoperasian. Pemerintah dalam mendorong perkoperasian di era Orde Baru telah menerbitkan sejumlah kebijaksanaan-kebijaksanaan baik yang menyangkut di dalam pengembangan di bidang kelembagaan, di bidang usaha, di bidang pembiayaan maupun jaminan kredit koperasi serta kebijaksanaan dalam rangka penelitian dan pengembangan perkoperasian.
Sejalan dengan Prioritas pembangunan Nasional, dalam Pelita (Pembangunan Lima Tahun) V masih terpusatkan pada sektor-sektor pertanian, maka prioritas pembinaan Koperasi masih mengikuti pola tersebut dengan pembinaan 2000-4000 KUD Mandiri tanpa mengabaikan pembinaan-pembinaan terhadap Koperasi jenis lain. Adapun tujuan pembinaan dan pengembangan KUD Mandiri adalah untuk mewujudkan KUD yang memiliki kemampuan manajemen Koperasi yang rasional dan efektif dalam mengembangkan kegiatan ekonomi para anggotanya berdasarkan atas kebutuhan dan keputusan para anggota KUD. Dengan kemampuan itu KUD diharapkan dapat melaksanakan fungsi utamanya yaitu melayani para anggotanya, seperti melayani perkreditan, penyakuran barang dan pemasaran hasil produk.
Sejarah Koperasi pada Masa Reformasi.
Krisis moneter yang mendera Indonesia tahun 1998 telah menghancurkan sistem perekonomian Negara kita. Namun, di sisi lain hal ini membuat Koperasi menjadi mempunyai peranan lebih hingga dilakuakan pembangunan Koperasi yang diarahkan untuk pemulihan produksi dan distribusi pangan, memperbesar akses kredit, penataan kelembagaan, redistribusi aset, membangun industri berbasis sumberdaya, ekonomi berbasis IPTEK, dan Operasional dari pembangunan tersebut dibuat program pemberdayaan Koperasi dan UKM.
Namun sayangnya, masa transisi yang sedang dilalui pun mempengaruhi berkembangnya Koperasi. Dimana pembinaan terhadap Koperasi dianggap kurang memadai untuk mencapai visi dan misi Menteri Negara Koperasi. Pembanguna Koperasi di masa ni juga kurang dinamis. Karena di satu sisi fokus pembangunan pada masa ini diutamakan pembangunan UKM dan memberikan perkuatan kepada Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam di daerah serta sentra UKM, adanya rencana untuk merubah Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1995. Di sisi lain, sejak adanya seinergi pemberdayaan antara Koperasi dan UKM dalam pembangunan sentral, Usaha Kecil Menengah mampu menjadi penyelamat dalam krisi ekonomi, berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Sejarah Koperasi pada Era Globalisasi Kini
Memasuki era Globalisasi dimana jarak antara Negara satu dengan Negara yang lain menjadi semakin sempit. Globalisasi yang sejatinya membawa persaingan yang lebih baik dan memotivasi untuk menjadi yang terbaik serta terdepan. Namun, hal ini membawa Koperasi pada keadaan dimana munculnya tantangan-tantangan yang harus dilalui demi menjaga eksistensi dan roda perekonomian Negara. Ciri Individualisme melekat pada Globalisasi tentunya perlahan dapat mematikan langkah berkembangnya Koperasi yang memiliki dasar kekeluargaan. Dimana ketika tidak bisa bertahan dan kemungkinan akan ditelan zaman yang menuntut kemandirian serta individualism. Sehingga orang-orang yang sulit mengembangkan kreativitas akan menjadi lebih terbelakang.
Oleh karena itu agar Koperasi dapat maju, bertahan, berkembang, dan terus terjaga kebersamaan antar anggota. Koperasi harus memperhatikan hal-hal yang tentunya sangat penting dalam perkembangan Koperasi. Diantaranya:
Melakukan perbaikan mutu Sumber Daya Manusia.
Melakukan perbaikan sistem modal.
Melakukan perbaikan dalam manajemen.
Melakukan perbaikan administrasi Koperasi.
Melakukan sistem auditing koperasi yang transparan.
Dengan adanya kesadaran anggota dalam kepemilikan koperasi dan kewajiban dalam mengembangkan usahanya. Koperasi dapat bertahan bahkan maju dan berkembang. Utamanya di era seperti ini. Selain itu, diperlukan adanya pembinaan Koperasi yang tidak kalah pentingnya dan mempunyai peranan besar dalam langkah Koperasi kedepannya.
SUMBER:
http://darealekonomi.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di.html
https://noviantiriskaa.wordpress.com/2014/11/13/sejarah-perkembangan-koperasi-di-indonesia-sejak-masa-penjajahan-hingga-kini/
http://nafi-harahap.blogspot.co.id/2014/10/kronologi-dan-sejarah-regulasi-tentang.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
Dwi Neni Rismala (27215454)
F. Dika (22215606)
Nida Lamis Shofura (25215058)
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
SEJARAH KOPERASI
Sejarah koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20. Dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil. Kemampuan ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari penderitaan .Secara spontan mereka ingin merubah hidupnya.
Di Indonesia ide - ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
Pada tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo . Dr Sutomo sangat memiliki peranan bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahtrakan kehidupan rakyat.
Pada tahun 1915 dibuat peraturan-peraturan Verordening op de Cooperatieve Verenigingen. Peraturan ini dinilai diberlakukan dengan tidak mempelajari dan mempertimbangkan situasi dan kondisi asli rakyat pribumi Indonesia, karena hanya memberlakukan (asas korkodansi) peraturan tentang koperasi yang berlaku di Belanda saat itu, yaitu Regeling der Cooperative Verenigingen Stb. 227 Tahun 1876, tanggal 17 November 1867. Peraturan tersebut dianggap oleh para penggerak nasional dan penggerak koperasi saat itu mempunyai syarat – syarat yang sangat berat untuk dipenuhi oleh para pribumi, dan dianggap sebagai peraturan yang dibuat untuk menghambat pertumbuhan koperasi di Indonesia. Namun, untuk rakyat Indonesia (pribumi) tetap menggunakan Regeling Inlanndsche Cooperatieve VereningengenStb. No. 91 Tahun 1927.
Pada tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun 1929 berdiri Partai Nasional Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk penyebaran koperasi di Indonesia.
Pada tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia.Lalu jepang mendirikan koperasi yang diberi nama koperasi kumiyai.
Setelah bangsa Indonesia merdeka tanggal 12 Juli 1947. Gerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya.Hari itukemudian ditetapkanlah sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Kongres Koperasi pertama menghasilkan beberapa keputusan:
Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI).
Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi.
Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi.
Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di Bandung. Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :
Membentuk Dewan Koperasi Indonesia [ Dekopin ]sebagai pengganti SOKRI.
Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah.
Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru.
Pelaksanaan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan :
Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutamkoperasi.
Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi.
Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian yang bermodal kecil.
PEKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Sejarah Koperasi pada masa Penjajahan Belanda
Sudah menjadi catatan sejarah dunia bahwa Tanah Air tercinta ini pernah mengalami masa-masa sangat terpuruk kala dijajah oleh Negeri Kincir Angin . Dimana segala asset dan sumber daya yang dimiliki Indonesia dikeruk habis-habisan dan dinikmati oleh bangsa penjajah. Tak terhitung berapa banyak nyawa yang melayang sia-sia karena kelaparan dan depresi akut akibat terlilit hutang. Para pemimpin saat itu pun berpikir keras dan berusaha mencari cara agar dapat mengatasi kesulitan ekonomi yang terus mendera bangsa Indonesia. Hingga akhirnya pada tahun1896 sebuah Koperasi yang pertama didirikan oleh R. Aria Wiriaatmaja, seorang patih yang berasal dari Purwokerto. Niatnya yang begitu mulia dalam mendirikan Koperasi yakni untuk menolong rakyat yang terjerat hutang oleh lintah darat. Dengan bermodalkan uang pribadi, Bank Penolong dan Tabungan (Hulp en Spaarbank) yang berfungsi ganda menjadi Koperasi Simpan Pinjam. Seiring dengan meningkatnya Koperasi ini, di sisi lain masalah pun mulai muncul berdatangan. Diantaranya adalah kegiatan Koperasi telah dimata-matai oleh Belanda hingga mereka mendirikan (Algemene Voklscrediet Bank), rumah gadai, bank desa, serta lumbung desa. Hal ini menimbulkan keresahan bagi rakyat dan membuat penurunan progress Bank Penolong dan Tabungan milik R. Aria Wiriaatmaja.
Kemelaratan, Kesengsaran, dan Kemiskinan yang diberikan oleh penjajah kepada rakyat. Membuat bangsa Indonesia terkurung dalm kebodohan Perekonomian. Terlebih lagi kekejaman Belanda yang menginginkan tidak adanya kemajuan kehidupan perkoperasian karena dinggap akan mengganggu jalannya politik pemerintahan yang dipegang bangsa mereka saat itu. Sehingga sangat sulit untuk melihat adaya peluang dalam pembuatan hukum dasar Koperasi yakni melalui pembuatan Undang-Undang.
Seolah menjawab kebuntuan yang menghadang perkoperasian bangsa ini. Tahun 1908, melalui organisasi Budi Utomo. Raden Sutomo dan Gunawan mangunkusumo mendirikan Koperasi Rumah Tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga di masyarakat. Namun, kehadiran Koperasi ini tidak bertahan lama karena rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan manfaat Koperasi. Selanjutnya pada tahun 1913 organisasi Serikat Dagang Islam (SDI) yang namanya berubah menjadi Serikat Islam (SI) mempropagandakan pendirian Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan. Namun, Koperasi ini bernasib sama dengan Koperasi Rumah Tangga. Tidak bertahan karena rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya penyuluhan terhadap masyarakat. Kemudian pada 7 April 1915 dikeluarkan “Verordening op de Cooperative” Undang-Undang yang semakin mempersulit politik dan ekonomi sekaligus membatasi ruang gerak Koperasi.
Akhirnya dibentuk panitia Koperasi yang diketahui Dr. DJ. DH Boeke pada 1920. Dan menyusun peraturan koperasi No. 91 tahun 1927 yang berisi persyaratan mendirikan koperasi yang lebih longgar daripada sebelumnya. Koperasi Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda menggembirakan. Meskipun demikian baying-bayang pemerintahan Belanda masih terus mengikuti. Lalu pada tahun 1930 dibentuk bagian urusan Koperasi pada Kementrian Dalam Negeri diketuai oleh R.M Margono Djojohadikusumo yang dilanjutkan dengan dibentuknya Jawatan Koperasi dan Perdagangan dalam Negeri oleh pemerintah Indonesia dan pada saat itu jumlah Koperasi di Indonesia lebih dari 1000 unit.
Sejarah Koperasi pada Masa Penjajahan Jepang
Tak hanya dijajah oleh Negeri Kincir Angin yang dapat diibaratkan dengan pepatah “Lepas dari kandang Singa Masuk ke kandang Buaya”. Indonesia pun pernah dijajah oleh Negeri Matahari. Dalam kurun waktu 3,5 tahun. Penjajahan Jepang yang sangat menomorsatukan sistem pertahanan atau kemiliteran yang juga mempengaruhi pada unit-unit Koperasi yang pada masa dikenal dengan nama ‘KUMIAI’. Yang tujuan didirikannya adalah untuk kesejahteraan Rakyat, namun sayangnya itu hanyalah tujuan belaka untuk menipu banyak orang. ‘KUMIAI’ disalahgunakan dengan menjadi tempat pengumpulan bahan-bahan pokok guna kepentingan Jepang melawan sekutu dalam perang Asia Timur Raya.
Sejarah Koperasi pada Masa Pasca Kemerdekaan.
Usai dibacakannya proklamasi dan telah resmi menjadi sebuah Negara yang utuh. Bangsa Indonesia memilih untuk menentukan kebijakan perekonomian dengan mengubah semua tatanan perekonomian yang semula bersistem liberal-kapitalis menjadi tatanan perekonomian yang sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dimana pasal tersebut mengatakan bahwa semangat koperasi ditempatkan sebagai dasar dari semangat perekonomian. Hingga Moch. Hatta yang kita ketahui sebagai bapak Koperasi, kala itu merintis pembangunan Koperasi yang cukup pesat. Berbagai jenis kegiatan usaha yang bernaung dibawah Koperasi terus berkembang dari waktu ke waktu. Kegiatan simpan pinjam, serba usaha dan lain-lain semakin mendominasi keberadaan Koperasi di Tanah Air yang tercatat ada sekitar 2500 Koperasi di seluruh Indonesia.
Akhirnya untuk mengukuhkan kedudukan Koperasi, pemerintah menyusun UU No. 25 Tahun 1992 yang menjadi hukum dasar mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Koperasi. Lalu pada tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat dalma rangka untuk membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) dan menjadikan tanggal 12 Juli tersebut sebagai hari Koperasi. Tak hanya sampai disitu, pergantian kabinet yang sering terjadi tahun 1950 selalu mengeluarkan program-program untuk mendukung terus berkembangnya Koperasi.
Sejarah Koperasi pada Masa Orde Baru
Usai diberikannya mandat oleh Presiden RI yang pertama Ir. Soekarno kepada Jend. Soeharto melalui SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) pada 11 Maret 1966. Setahun setelahnya dikeluarkan Undang-Undang Koperasi yang baru yang dikenal dengan UU No.12/1967 mengenai pokok-pokok perkoperasian. Pemerintah dalam mendorong perkoperasian di era Orde Baru telah menerbitkan sejumlah kebijaksanaan-kebijaksanaan baik yang menyangkut di dalam pengembangan di bidang kelembagaan, di bidang usaha, di bidang pembiayaan maupun jaminan kredit koperasi serta kebijaksanaan dalam rangka penelitian dan pengembangan perkoperasian.
Sejalan dengan Prioritas pembangunan Nasional, dalam Pelita (Pembangunan Lima Tahun) V masih terpusatkan pada sektor-sektor pertanian, maka prioritas pembinaan Koperasi masih mengikuti pola tersebut dengan pembinaan 2000-4000 KUD Mandiri tanpa mengabaikan pembinaan-pembinaan terhadap Koperasi jenis lain. Adapun tujuan pembinaan dan pengembangan KUD Mandiri adalah untuk mewujudkan KUD yang memiliki kemampuan manajemen Koperasi yang rasional dan efektif dalam mengembangkan kegiatan ekonomi para anggotanya berdasarkan atas kebutuhan dan keputusan para anggota KUD. Dengan kemampuan itu KUD diharapkan dapat melaksanakan fungsi utamanya yaitu melayani para anggotanya, seperti melayani perkreditan, penyakuran barang dan pemasaran hasil produk.
Sejarah Koperasi pada Masa Reformasi.
Krisis moneter yang mendera Indonesia tahun 1998 telah menghancurkan sistem perekonomian Negara kita. Namun, di sisi lain hal ini membuat Koperasi menjadi mempunyai peranan lebih hingga dilakuakan pembangunan Koperasi yang diarahkan untuk pemulihan produksi dan distribusi pangan, memperbesar akses kredit, penataan kelembagaan, redistribusi aset, membangun industri berbasis sumberdaya, ekonomi berbasis IPTEK, dan Operasional dari pembangunan tersebut dibuat program pemberdayaan Koperasi dan UKM.
Namun sayangnya, masa transisi yang sedang dilalui pun mempengaruhi berkembangnya Koperasi. Dimana pembinaan terhadap Koperasi dianggap kurang memadai untuk mencapai visi dan misi Menteri Negara Koperasi. Pembanguna Koperasi di masa ni juga kurang dinamis. Karena di satu sisi fokus pembangunan pada masa ini diutamakan pembangunan UKM dan memberikan perkuatan kepada Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam di daerah serta sentra UKM, adanya rencana untuk merubah Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1995. Di sisi lain, sejak adanya seinergi pemberdayaan antara Koperasi dan UKM dalam pembangunan sentral, Usaha Kecil Menengah mampu menjadi penyelamat dalam krisi ekonomi, berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Sejarah Koperasi pada Era Globalisasi Kini
Memasuki era Globalisasi dimana jarak antara Negara satu dengan Negara yang lain menjadi semakin sempit. Globalisasi yang sejatinya membawa persaingan yang lebih baik dan memotivasi untuk menjadi yang terbaik serta terdepan. Namun, hal ini membawa Koperasi pada keadaan dimana munculnya tantangan-tantangan yang harus dilalui demi menjaga eksistensi dan roda perekonomian Negara. Ciri Individualisme melekat pada Globalisasi tentunya perlahan dapat mematikan langkah berkembangnya Koperasi yang memiliki dasar kekeluargaan. Dimana ketika tidak bisa bertahan dan kemungkinan akan ditelan zaman yang menuntut kemandirian serta individualism. Sehingga orang-orang yang sulit mengembangkan kreativitas akan menjadi lebih terbelakang.
Oleh karena itu agar Koperasi dapat maju, bertahan, berkembang, dan terus terjaga kebersamaan antar anggota. Koperasi harus memperhatikan hal-hal yang tentunya sangat penting dalam perkembangan Koperasi. Diantaranya:
Melakukan perbaikan mutu Sumber Daya Manusia.
Melakukan perbaikan sistem modal.
Melakukan perbaikan dalam manajemen.
Melakukan perbaikan administrasi Koperasi.
Melakukan sistem auditing koperasi yang transparan.
Dengan adanya kesadaran anggota dalam kepemilikan koperasi dan kewajiban dalam mengembangkan usahanya. Koperasi dapat bertahan bahkan maju dan berkembang. Utamanya di era seperti ini. Selain itu, diperlukan adanya pembinaan Koperasi yang tidak kalah pentingnya dan mempunyai peranan besar dalam langkah Koperasi kedepannya.
SUMBER:
http://darealekonomi.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di.html
https://noviantiriskaa.wordpress.com/2014/11/13/sejarah-perkembangan-koperasi-di-indonesia-sejak-masa-penjajahan-hingga-kini/
http://nafi-harahap.blogspot.co.id/2014/10/kronologi-dan-sejarah-regulasi-tentang.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
Sabtu, 08 Oktober 2016
TUGAS 1
1.
PENGERTIAN
KOPERASI
a) Pengertian
Koperasi Menurut Istilah
Pengertian
koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama dan
”operation” (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja
sama. Sedangkan pengertian umum, Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang
yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan
kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota.
b) Pengertian
Koperasi Menurut Undang – Undang
UU No. 25 Tahun 1992
(Perkoperasian Indonesia):
Koperasi
adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
c) Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli
Berikut ini
pengertian koperasi menurut para ahli :
1. Dr. Fay ( 1980 )
Koperasi
adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka
yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri
sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya
sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka
terhadap organisasi.
2. R.M Margono
Djojohadikoesoemo
Koperasi
adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak
bekerja sama untuk memajukan ekonominya.
3. Prof. R.S.
Soeriaatmadja
Koperasi
adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh
anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka
atas dasar laba atau dasar biaya.
Jadi, Koperasi
adalah suatu badan atau lembaga melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip
koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah
melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
2. STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI
Struktur organisasi koperasi secara basic tidak jauh berbeda dengan konsep
struktur manajemen modern. Secar sekilas saya juga telah mempostinya di posting
terdahulu mengenai manajemen
koperasi yang dilengkai
dengan renstra manajemen koperasi seperti analisa swot koperasi.
Perangkat mengandung pengertian sejumlah alat atau
perlengkapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dalam konsep koperasi
pernagkat tersebut minimal terdisri atas 3 hal yaitu:
-Rapat Anggota
-Pengurus
-Pengawas
3 aspek tersebut adalah satu kesatuan dan tidak dapat dan harus berjalan simultan.
Bila digambarkan hubungan kerja antar perangkat adalah sebagai berikut:
-Rapat Anggota
-Pengurus
-Pengawas
3 aspek tersebut adalah satu kesatuan dan tidak dapat dan harus berjalan simultan.
Bila digambarkan hubungan kerja antar perangkat adalah sebagai berikut:
Rapat Anggota Koperasi atau RA merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri
oleh anggota sebagai pemilik. Wewenag RA
diantaranya adalah menetapkan:
1)
AD/ART
2)
Kebijakan
Umum Organisasi, Manajemen, dan usaha koperasi
3)
Memilih,
mengangkat, memberhantikan pengurus dan pengawas.
4)
RGBPK
dan RAPBK
5)
Pengesahan
pertanggung jawaban pengurus pengawas.
6)
Amalgamasi
dan pembubaran koperasi
Rapat Anggota dapat berbentuk RAT, RAK dan RALB. RA dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggta dan disepakati oleh lebih dari setenganh anggota yang hadir. detail postingnya bisa anda lihat posting tentang tata cara rapat anggota Koperasi.
Perangkat berikutnya adalah Pengurus. Pengurus koperasi merupakan pemegang kuasa RA untuk mengelola koperasi. Persyaratan calon pengurus dicantumkan dalam AD/ART. Syarat-syarat umum untuk pengurus adalah:
1) Mempunyai sikap mental yang baik yang dapat dilihat
dari prilaku sehari-hari.
2) Mempunyai pengetahuan tentang koperasi
3) Mempunyai waktu untuk mengelola koperasi
Pengurus merupakan pimpinan kolektif yang etrdiri atas
beberapa anggota pengurus. Tugas dan kewajiban pengurus adalah:
1)
Pengurus
bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT.
2)
Untuk
melaksanakan tugas pengurus berkewajiban:
·
Mengajukan
proker
·
Mengajukan
laporan keuangandan pertanggungjawaban tugas.
·
Menyelenggarakan
pembukuan keuanagn dan Inventaris.
·
Menyelenggarkan
administrasi
·
Menyelenggarkan
RAT.
·
Pada
prinsipnya RAT diselenggarakan dan dipimpin oleh pengurus tetapi pengurus dapat
diserahakan kepada anggota pada saat pertanggungjawaban pengurus.
Pengurus berwenang:
1)
Mewakili
koperasi didalam dan diluar koperasi.
2)
Melakukan
tindakan hukum atau upaya lain untuk kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi.
3)
Memutuskan
penerimaan anggota dan pemberhentian anggota sesuai ketentuan AD/ART.
Tanggung Jawab Pengurus adalah atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas kewajiban, dan wewenangnya.
Dalam Konteks Struktur Organisasi koperasi Pertanggungjawaban
pengurus di RAT mungkin tidak diterima karena kelalaian atau kesengajaan yang
menyebabkan kerugaian. Apabila itu terjadi pengurus secara kolektif atau
perseorangan bertanggungjawab kerugian tersebut kecualai pengurus dapat
membuktikan bahwadia tidak lalai dan telah berupaya untuk mencegah perbuatan
yang merugikan tersebut.
Pengawas sepertihalnya pengurus dipilh oleh RA untuk
mengawasi pelaksanaan keputusan RAT. Pada
prisipnya tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapiuntuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan RA.. apabila pengawas
menemukan penyimpangan maka itu harus dikonsultasikan kepada pengurus untuk
diambil tindakan, selanjunya hasil pengawasan dilaporkan kepada RA.
Pengawas Tetap adalah
pengawas yang dipilih pada rapat anggota. Tugas, kewajiban dan wewenang
pengawas secara umum adalah sebagai berikut.
1)
Untuk melaksanakan tugasnya
pengawas berwenang Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan dan pengelolaan organisasi.
2)
Dalam
rangka pelaksanaan tugas pengawas wajib membuat laporan tentang hasil
kepengawasanya dan merahasiakan hasil laporanya kepada pihak ketiga.
3)
Meneliti
catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan keterangan yang
diperlukan.
Tidak semua organisasi harus meniru manajemen
organisasi lain, meskipun bergerak pada level dan wilayah yang sama. Setiap
organisasi harus mampu menemukan karakteristiknya sendiri. Kemampuan mengelola
perbedaan yang boleh jadi adalah kelebihan itulah yang menyebabkan organiasi
dapat terus tumbuh dan bersaing dengan kelembagaan sejenis atau organisasi
lain.
3. LAMBANG KOPERASI DAN PENJELASANNYA
1. Lambang Koperasi yang lama
Arti
dari Lambang Koperasi yang sudah tidak digunakan :
1) Gerigi roda/ gigi roda: Upaya
keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya orang yang pekerja keras yang
bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi beberapa persyaratannya.
2) Rantai (di sebelah kiri): Ikatan
kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang kokoh. Bahwa anggota sebuah
Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut, maka semua Anggota menjadi
bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama anggota adalah
hukum yang dirancang sebagai Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART)
Koperasi. Dengan bersama-sama bersepakat mentaati AD/ART, maka Padi dan Kapas
akan mudah diperoleh.
3) Kapas dan Padi (di sebelah kanan): Kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat
secara umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar sandang
(pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar pangan (makanan). Mayoritas sudah
disebut makmur-sejahtera jika cukup sandang dan pangan.
4) Timbangan : Keadilan
sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi simbol hukum. Semua
Anggota koperasi harus adil dan seimbang antara "Rantai" dan
"Padi-Kapas", antara "Kewajiban" dan "Hak". Dan
yang menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam Perisai.
5) Bintang dalam perisai : Dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan landasan idiil koperasi. Bahwa
Anggota Koperasi yang baik adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan
kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti
"tubuh", dan Bintang bisa diartikan "Hati".
6) Pohon Beringin : Simbol
kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang yang dirancang oleh Sunan Kalijaga.
Dahan pohon disebut kayu (dari bahasa Arab "Hayyu"/kehidupan).
Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup yang harus dijunjung
tinggi.
7) Koperasi Indonesia : Koperasi
yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia, bukan Koperasi negara lain.
Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar negeri juga baik, namun
sebagai Bangsa Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.
8) Warna Merah Putih : Warna
merah dan putih yang menjadi background logo menggambarkan
sifat nasional Indonesia.
2. Lambang Koperasi yang baru
Arti Lambang Koperasi yang digunakan:
1) Lambang Koperasi Indonesia terkini dalam bentuk gambar
bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian
di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu
berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam
kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
2) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4
(empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud
Koperasi Indonesia:
a. Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk
menyalurkan aspirasi;
b. Sebagai dasar perekonomian nasional yang bersifat
kerakyatan;
c. Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan,
kemandirian, keadilan dan demokrasi;
d. Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
3) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi
Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus
berkembang serta mengikuti kemajuan zaman yang bercermin pada perekonomian yang
bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi
mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik di dalam lingkungan internal
Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4) Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel
memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak
pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan,
ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan
suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi
terhadap pelaku ekonomi lainnya;
5) Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan
nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal
pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh
Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
6) Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah
hidup berkoperasi yang memuat :
a. Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan
identitas lambang;
b. Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling
bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup
dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling
bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun
Koperasi Indonesia;
c. Tata Warna :
i.
Warna
hijau muda dengan kode warna C:10,M:3,Y:22,K:9
ii.
Warna
hijau tua dengan kode warna C:20,M:0,Y:30,K:25
iii.
Warna
merah tua dengan kode warna C:5,M:56,Y:76,K:21
iv.
Perbandingan
skala 1 : 20.
4. SUMBER PENDANAAN KOPERASI
Koperasi yang mempunyai peran besar dalam
pembangunan perekonomian Indonesia harus didukung dengan perangkat organisasi dan modal yang kokoh.
Pembahasan kali ini adalah tentang permodalan koperasi, dari mana modal
koperasi berasal, dan sumber-sumber modal koperasi.
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.
1 ) Modal Sendiri Koperasi
Dalam koperasi,
modal dapat diperoleh dari modal mandiri atau modal sendiri, modal sendiri
tersebut berasal dari:
a) Simpanan
pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan wajib dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok
tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
b) Simpanan
wajib, adalah sejumlah
simpanan tertentu yang tidak harus sama dan wajib dibayar oleh anggota kepada
koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
c) Dana
cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha. Dana cadangan digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup
kerugian koperasi.
d) Hibah, yaitu sumbangan pihak tertentu yang diserahkan kepada koperasi dalam upayanya turut serta mengembangkan koperasi. Hibah tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan.
2 ) Modal pinjaman koperasi
d) Hibah, yaitu sumbangan pihak tertentu yang diserahkan kepada koperasi dalam upayanya turut serta mengembangkan koperasi. Hibah tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan.
2 ) Modal pinjaman koperasi
Modal pinjaman
dapat berasal dari simpanan sukarela, pinjaman dari koperasi lainnya, pinjaman
dari bank dan lembaga keuangan lainnya, dan sumber pinjaman lainnya yang sah.
5. PEMBAGIAN HASIL USAHA KOPERASI
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan
pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya,
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut.
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omzet atau volume usaha per anggota
7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
Rumusan pembagian SHU
Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
Di dalam pembagian SHU Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
4. SHU anggota dibayar secara tunai
Berikut ini adalah contoh cara penghitungan SHU secara matematik, rumusan penghitungannya adalah sebagai berikut:
SHU = Y+ X, yang mana
Y : SHU yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi
X: SHU yang dibagi atas Modal Usaha
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut.
SHU KOPERASI= Y+ X
dengan
SHU = Ta/Tk(Y)
SHU = Sa/Sk(X)
dimana,
SHUper Anggota
SHU Aktivitas Ekonomi
SHU Anggota atas Modal Usaha
Y : Jasa Usaha Anggota
X : Jasa Modal Anggota
Ta : Total transaksi Anggota)
Tk : Total transaksi Koperasi
Sa : Jumlah Simpanan Anggota
Sk : Simpana anggota total
Contoh:
SHU Koperasi A setelah Pajak adalah
Rp 1000.000,-, maka:
• Cadangan: 40% = 40% x Rp 1.000.000,- = Rp 400.000,-
• SHU di bagi pada anggota: 40% = 40% x Rp 1.000.000,- = Rp 400.000,
• insentif pengurus : 5 % = 5% x Rp 1.000.000,- = Rp 50.000,-
• insentif manajer/karyawan: 5% = 5% x Rp 1.000.000,- = Rp 50.000,-
• dana pendidikan: 5%= 5% x Rp 1.000.000,- = Rp 50.000,-
• dana sosial: 5 % = 5% x Rp 1.000.000,- = Rp. 50.000,-
Yang bisa dibagi kepada anggota adalah 40% atau dalam contoh di atas senilai Rp 400.000,-.
Maka Langkah-langkah pembagian SHU sebagai berikut:
Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut.
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omzet atau volume usaha per anggota
7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
Rumusan pembagian SHU
Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
Di dalam pembagian SHU Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
4. SHU anggota dibayar secara tunai
Berikut ini adalah contoh cara penghitungan SHU secara matematik, rumusan penghitungannya adalah sebagai berikut:
SHU = Y+ X, yang mana
Y : SHU yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi
X: SHU yang dibagi atas Modal Usaha
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut.
SHU KOPERASI= Y+ X
dengan
SHU = Ta/Tk(Y)
SHU = Sa/Sk(X)
dimana,
SHUper Anggota
SHU Aktivitas Ekonomi
SHU Anggota atas Modal Usaha
Y : Jasa Usaha Anggota
X : Jasa Modal Anggota
Ta : Total transaksi Anggota)
Tk : Total transaksi Koperasi
Sa : Jumlah Simpanan Anggota
Sk : Simpana anggota total
Contoh:
SHU Koperasi A setelah Pajak adalah
Rp 1000.000,-, maka:
• Cadangan: 40% = 40% x Rp 1.000.000,- = Rp 400.000,-
• SHU di bagi pada anggota: 40% = 40% x Rp 1.000.000,- = Rp 400.000,
• insentif pengurus : 5 % = 5% x Rp 1.000.000,- = Rp 50.000,-
• insentif manajer/karyawan: 5% = 5% x Rp 1.000.000,- = Rp 50.000,-
• dana pendidikan: 5%= 5% x Rp 1.000.000,- = Rp 50.000,-
• dana sosial: 5 % = 5% x Rp 1.000.000,- = Rp. 50.000,-
Yang bisa dibagi kepada anggota adalah 40% atau dalam contoh di atas senilai Rp 400.000,-.
Maka Langkah-langkah pembagian SHU sebagai berikut:
1. Di dalam RAT misalnya telah ditentukan berapa persentase SHU yang dibagikan untuk aktivitas ekonomi (transaksi anggota) dan berapa prosentase untuk SHU modal usaha (simpanan anggota) prosentase ini tidak dimasukkan kedalam AD/ART karena perbandingan antara keduanya sangat mudah berubah tergantung posisi keuangan dan dominasi pengaruh atas usaha koperasi, maka harus diputuskan setiap tahun. Biasanya prosentase SHU yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi ( Y) adalah 70% dan presentase SHU yang dibagi atas Modal Usaha adalah 30%. Jika demikian maka sesuai contoh di atas hasilnya adalah:
Y = 70% x Rp.400.000,- = Rp 280.000,-
X = 30% x Rp 400.000,- = Rp 120.000,-
2. Hitung Total transaksi tiap anggota, total simpanan tiap anggota dan total transaksi seluruh anggota, serta total simpanan seluruh anggota. Sebagai contoh kita akan menghitung SHU si B. Dari data transaksi anggota diketahui si B bertransaksi sebesar Rp 10.000,- dengan simpanan Rp 5.000,- sedangkan total transaksi seluruh anggota adalah Rp10.000.000,- dengan total simpanan anggota adalah Rp 2.000.000,- maka:
• SHU si B
= Rp 10.000,-/ Rp 10.000.000,- (Rp 280.000,-) = Rp 280,-
• SHU si B
= Rp 5000,- / Rp 2.000.000,- (Rp 120.000,-) = Rp 300,-
6. JENIS JENIS KOPERASI
1) Jenis koperasi menurut
fungsinya:
I.
Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai
pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya. Koperasi
penjualan atau pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi
distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di
tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang
atau jasa kepada koperasinya. Cotoh koperasi jenis ini adalah
koperasi kantin sekolah,atau koperasi kantin di perusahaan. Koperasi ini menyediakan
kebutuhan sehari hari anggotanya mulai dari sembako dan pakaian.
II.
Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa,
dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi. Contoh koperasi produksi adalah
koperasi pengrajin mebel.atau koperasi pengrajin souvenir.biasanya jenis
koperasi ini banyak di temui di daerah wisata. Koperasi jenis ini
menghasilkan barang barang yang akan di jual kembali.karena itulah di namakan
koperasi produksi.
III.
Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang
dibutuhkan oleh anggota, contoh koperasi jasa adalah koperasi simpan
pinjam, asuransi, angkutan kalau di jakarta ada kopaja., dan sebagainya. Di
sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative). Jenis koperasi jasa simpan pinjam inilah yang paling banyak di masyarakat.kalian bisa amati di pasar atau di warung dekat rumah.pasti ada koperasi keliling yang menarik tabungan nasabah maupun menarik angsuran.
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative). Jenis koperasi jasa simpan pinjam inilah yang paling banyak di masyarakat.kalian bisa amati di pasar atau di warung dekat rumah.pasti ada koperasi keliling yang menarik tabungan nasabah maupun menarik angsuran.
2) Jenis koperasi
berdasarkan tingkatannya
I. Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Contoh koperasi primer adalah ksp maupun ksu
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Contoh koperasi primer adalah ksp maupun ksu
II.
Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Contoh koperasi sekunder adalah PKPRI biasanya ada di kabupaten atau kota.yang merupakan gabungan koperasi pegawai negeri dari seluruh kecamatan di suatu daerah.
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Contoh koperasi sekunder adalah PKPRI biasanya ada di kabupaten atau kota.yang merupakan gabungan koperasi pegawai negeri dari seluruh kecamatan di suatu daerah.
Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi
:
·
Koperasi pusat – adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5
koperasi primer.contoh KJKS yaitu gabungan koperasi jasa keuangan syariah. atau
persatuan BMT.
·
Gabungan koperasi – adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi
pusat.contoh koperasi gabungan koperasi adalah PKPRI dari 5 kabupaten yang
membentuk gabungan koperasi.
III. Induk koperasi – adalah
koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi. contoh koperasi induk adalah 3
buah atau lebih gabungan koperasi yang membentuk koperasi induk.biasanya ada di
tingkat propvinsi.
3) Jenis koperasi
berdasarkan status keanggotaannya:
I. Koperasi produsen adalah
koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga
usaha.
II.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir
atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.
Sumber kutipan:
Langganan:
Postingan (Atom)